FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Gus Miftah, seorang tokoh agama belakangan menjadi buah bibir setelah sebuah video viral menunjukkan dirinya membagi-bagikan uang kepada warga, diduga dalam upaya untuk memengaruhi dukungan politik menuju pasangan Prabowo-Gibran.
Dalam rekaman yang beredar, terlihat Gus Miftah dengan segepok uang pecahan Rp50 ribu, membagikan uang kepada warga.
Adegan ini menciptakan kecaman dari sejumlah pihak, menyoroti etika pemberian uang oleh tokoh agama untuk mempengaruhi pilihan politik.
Salah satu kecaman itu datang dari Owner SIT Daarul Fikri yang juga Pengasuh PP Baitul Qur’an Assa’adah, Ustaz Hilmi Firdausi.
"Ramai video seseorang bagi-bagi uang, saya gak mau su'udzhon karea gak tau konteksnya apa, walau ada kaos Capres di situ," ujar Hilmi dalam keterangannya di aplikasi X @Hilmi28 (29/12/2023).
Dikatakan Hilmi, warga yang merasa membutuhkan, tidak masalah jika menerima uang pemberian tersebut. Bukan hanya uang, sembako dan kaos juga.
"Gini aja, bagi masyarakat yang butuh, kalau ada yang berbagi lagi kayak gitu, ambil aja uangnya, sembakonya, kaosnya," tukasnya.
Namun, Hilmi memberikan catatan khusus, dia juga meminta agar tidak mencoblos calon yang memberikan uang hingga baju kaos.
"Tapi jangan coblos calonnya!," timpalnya.
Menurut Hilmi, masa depan negara terlalu murah jika ditukar dengan uang Rp50 ribu sampai Rp100 ribu ditambah sembako dan baju kaos.
"Ayo bapak ibu, kita butuh pemimpin cerdas, punya kapabilitas dan berintegritas," ucapnya.
Memilih pemimpin saat ini, kata Hilmi, bukan lagi dilihat dari pemberian uang hingga sembakonya. Melainkan dilihat dari ide dan gagasannya untuk Indonesia.