Pemerintah Tambah Kuota Pupuk Subsidi

  • Bagikan
Pasokan pupuk Urea di gudang PT Pupuk Sriwijaya (Pusri) di Kota Palembang Sumsel (Dok. Humas Pusri)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR– Presiden Joko Widodo menyetujui penambahan kuota pupuk subsidi. Kabar itu disampaikan langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

Adanya persetujuan tersebut diharapkan bisa meningkatkan produktivitas pertanian secara cepat. Amran menekankan bahwa pupuk adalah unsur yang sangat penting dalam mendukung percepatan produksi. Untuk itu, dia berharap petani mampu mempercepat masa tanam.

Yaitu, dengan cara tanam culik alias tanam setelah panen. Strategi itu mengantisipasi El Nino yang masih berlangsung di sejumlah daerah.

’’Fokus kita tertuju pada komoditas padi dan jagung,’’ katanya di Jakarta, Jumat, 29 Desember. Dua komoditas itu dinilai penting untuk antisipasi jangka pendek efek El Nino.

Amran mengatakan, sebagai langkah nyata pihaknya mempermudah regulasi pengambilan pupuk bersubsidi. Cukup menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP).

’’Di beberapa daerah, petani hanya perlu menunjukkan KTP dengan pekerjaan petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi,’’ jelasnya.

Untuk diketahui, penebusan pupuk bersubsidi menggunakan KTP secara 100 persen telah dilakukan di beberapa provinsi. Misalnya, di Sumut, Riau, Jambi, Lampung, Babel, Jatim, Bali, Kalsel, Sulbar, Sulteng, Sultra, Gorontalo, Sulut, Malut, dan Maluku Utara. Para petani bisa langsung mendatangi kios pupuk resmi terdekat.

Data dari PT Pupuk Indonesia pada November lalu menyebutkan, realisasi pupuk subsidi sudah mencapai 5,3 juta ton. Adapun total alokasi pupuk bersubsidi 2023 yang ditetapkan pemerintah sebesar 7,85 juta ton.

Sementara di Sulsel, Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebesar 49.887 ton di gudang lini III atau tingkat kabupaten. Jumlah stok tersebut setara 195 persen dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan pemerintah yaitu sebesar 25.531 ton.

Adapun rinciannya, stok Urea sebesar 34.548 ton dan NPK sebesar 15.339 ton. Di Sulsel, Pupuk Indonesia memiliki sarana distribusi yang terdiri dari 44 gudang, 53 distributor, 1.178 kios dan 26 petugas lapang.

Seorang petani asal Kabupaten Bulukumba, Ilham, berharap penambahan kuota pupuk tersebut dapat dirasakan langsung oleh petani.

Menurutnya, di tingkat konsumen akhir, stok pupuk dimainkan sehingga petani kerap tak dapat jatah. Jika stok ada, harganya pasti mahal.

"Kita beli di kios itu mahal sekali. Kadang stoknya tidak ada, kasian petani," ujar Ilham.

Analis Ekonomi Universitas IsIam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) Bahrul Ulum menuturkan perekonomian Sulsel ditopang oleh pertanian sehingga ketersediaan pupuk harus dijaga. Dia berharap, persoalan klasik petani sulit mendapatkan pupuk tak terjadi lagi pada 2024.

"Masuknya musim hujan akan banyak berdampak pada sektor pertanian yang jadi penopang ekonomi Sulsel. Sektor ini akan banyak tumbuh dan menopang sektor lainnya," ujarnya. (ams/dir)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan
Exit mobile version