BMKG Jelaskan Dampak Gempa Jepang di Indonesia, Masyarakat Diminta Tetap Tenang

  • Bagikan
Ilustrasi - Gempa yang tercatat oleh seismometer. (ANTARA/Shutterstock/aa)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) buka suara terkait gempa berkekuatan magnitudo 7,4 telah mengguncang Jepang pada Senin (1/1) sore waktu setempat dan menyebabkan gelombang tsunami di sejumlah wilayah Negeri Sakura.

Gempa dan tsunami Jepang tersebut, kemudian menimbulkan pertanyaan apakah juga berdampak di Indonesia?

Apalagi di Sumedang Jawa Barat juga sempat terjadi gempa pada Minggu (31/12) dan Senin (1/1) malam.

BMKG menyatakan gempa Magnitudo 7,4 dan tsunami di wilayah Pantai Barat Honshu, Jepang tidak berdampak ke Indonesia.

"Berdasarkan analisis modeling tsunami BMKG, gempa Jepang M7.4 tersebut tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia dan negara-negara Samudra Hindia," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Senin (1/1/2023) seperti dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan, gempa yang memiliki episenter pada koordinat 37,35° LU dan 137,24° BT, atau tepatnya berlokasi di wilayah Prefektur Ishikawa, Jepang, pada kedalaman 45 km ini membuat otoritas setempat mengeluarkan peringatan tsunami pada wilayah sepanjang pesisir Pantai Barat Jepang.

Wilayah yang berpotensi terjadi tsunami yaitu Noto Area, Prefektur Ishikawa dengan estimasi ketinggian 5 meter, Prefektur Yamaga, Prefektur Niigata, Sadogashima Island, Prefektur Toyama, Kaga Area Prefektur Ihikawa, Prefektur Fukui, Nothern Part of Hyogo Prefecture dengan estimasi ketinggian 3 meter.

Sedangkan Pesisir Hokkaido bagian barat, Pesisir Laut Jepang bagian utara Hokkaido, Pesisir Laut Jepang bagian selatan Hokkaido, Prefektur Akita berpotensi tsunami dengan estimasi ketinggian 1 meter.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan