"Kita lihat sekarang misalnya beras dan gula di Makassar itu mulai langka. Padahal kita ketahui sekarang bukan zaman kelangkaan, tetapi kok tiba-tiba langka. Tentu ini, kan, ada politik ekonomi yang coba dimainkan di situ yang akhirnya orang menyalahkan pemerintah," katanya.
Jadi terbaca ada upaya pelaku ekonomi mencoba memengaruhi situasi politik. Meskipun di sisi infrastruktur ekonomi tidak berpengaruh, harus dilihat secara global bahwa dengan memanasnya situasi pilpres dan survei saling kejar mengejar seperti ini. Hal itu membuat belum ada kepastian rezim ini akan bertahan.
Tentu pelaku ekonomi global ini akan berhati-hati dan melihat situasi. Dalam kondisi ini tentu membuat pertumbuhan ekonomi dan pergerakan ekonomi tertahan. Kelangkaan beras dan gula dimainkan oleh spekulan karena mereka menduga pada Januari dan Februari ini situasi akan memanas.
"Mereka bisa mengambil untung dari situ. Mengambil untung tanpa disalahkan karena pemerintah saat ini lebih fokus ke pemilu," sebutnya. (*)