Politik Teduh, Ekonomi Tumbuh

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Politik tak boleh menggerus stabilitas. Politik yang sejuk menjaga ekonomi tumbuh.

Pemilu sudah di depan mata. Proses demokrasi ini muaranya adalah mendorong sebesar-besarnya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Stabilitas sangat penting untuk menjaga ekonomi tetap tumbuh. Proses politik sangat menentukan, terutama di sektor makro dan investasi. Pemilu tak boleh gaduh agar iklim ekonomi tetap sejuk.

Kegaduhan pemilu sangat berpengaruh pada perekonomian. Itu dapat dilihat dari Pemilu 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya tumbuh 1,70 persen. Sementara pada Pemilu 2009, IHSG tumbuh hingga 86,9 persen. Kemudian pada Pemilu 2014, IHSG tumbuh 22,29 persen.

Pertumbuhan IHSG yang minim pada 2019 dipengaruhi faktor pemilu yang gaduh. Saat itu hanya ada dua calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang bertarung. Hanya ada Jokowi-Ma'ruf Amin vs Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Persaingan keduanya sangat ketat sehingga memicu gejolak-gejolak.

Kepala KPW Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulsel Fahmin Amirullah berharap kamtibmas memasuki tahun politik kondusif dengan segala persiapan yang dilakukan pemerintah dan penyelenggara pemilu.

"Kita berharap tahun ini juga memberikan angin segar terhadap pertumbuhan di pasar modal dengan kita melihat hal positif ke depannya," ujarnya, kemarin.

Saat ini terdapat pertumbuhan investasi diberbagi sektor. Hal itu terlihat dari data pertumbuhan indeks YTD 2023 sampai November 2023. "Pada data tersebut sektor infrastruktur yang mencatatkan growth tertinggi yakni sebesar 74,47 persen," tuturnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan