FAJAR.CO.ID, LEBANON -- Salah satu tokoh paling senior Hamas, Saleh Al-Arouri terbunuh pada serangan pesawat tak berawak Israel di Beirut, Lebanon pada Selasa (2/1).
Terbunuhnya Saleh Al-Arouri tersebut mengancam eskalasi perang Israel melawan Hamas dan konflik terkait dengan kelompok militan Lebanon Hizbullah secara signifikan dan berbahaya.
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati khawatir kekerasan regional akan terus berlanjut. Ia juga menggambarkan pembunuhan terhadap Saleh Al - Arouri tersebut sebagai kejahatan baru Israel yang dimaksudkan untuk memicu fase konflik baru menyusul serangan harian di selatan Lebanon.
Serangan berani tersebut menghantam kantor Hamas di Musharafieh pinggiran selatan Beirut. Saluran Arouri dibunuh pada Selasa malam dalam sebuah ledakan bersama lima orang lainnya saat menghadiri pertemuan.
Dilansir dari The Guardian pada Rabu (3/1), Pejabat Hamas, Basem Naim juga mengatakan Arouri tewas dalam ledakan tersebut. Kelompok itu mengatakan dua pejabat lain juga tewas dalam serangan itu.
Dalam sebuah pernyataan Hizbullah mengatakan pembunuhan itu adalah serangan serius terhadap Lebanon.
Juru Bicara militer Israel, Laksamana Daniel Hagari mengatakan pasukan Israel berada dalam kesiapan tinggi dan siap menghadapi skenario apapun setelah pembunuhan Arouri.
Lebanon mengeluarkan pernyataan pada Selasa malam yang mengatakan pihaknya akan mengajukan keluhan kepada dewan keamanan PBB atas serangan di wilayahnya.
Ledakan itu terjadi selama lebih dari dua bulan baku tembak sengit antara pasukan Israel dan anggota Hizbullah di sepanjang perbatasan selatan Lebanon sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober silam.