"Harapan kita kan ini 2.050 hektare dari sekitar 110 ribu total kita punya tambak. Kalau bisa bagus ya, kalau kegiatan lain banyak bagus jadi piloting. Ada juga udang windu," lanjutnya.
Kepala Balai Perikanan Budi Daya Air Payau Takalar, Nur Muflich Juniyanto memaparkan, Sulsel dipilih sebagai lokasi pelaksanaan tambak udang tersebut karena merupakan produsen udang yang cukup besar secara nasional. Lalu, banyak areal tambak udang tradisional yang bisa didukung peningkatan produksinya.
"Rencananya ada dua kegiatan, tipe pertama itu kita revitalisasi tambak tradisional atau lahan baru areal tambak untuk tambak intensif. Tipe kedua, tambak tradisional menjadi tradisional plus," ungkap Junianto.
Untuk tambak tradisional plus akan dilakukan sentuhan pakan. Sedangkan untuk tambak intensif, nantinya akan ada sentuhan agri sistem, pemeliharaan, dan areal iritasi dan pengelolaan limbah. Lalu, tandon, dukungan fasilitas pendukung dan operasional menggunakan teknologi agar produksinya bisa berlipat ganda. (uca/yuk)