FAJAR.CO.ID -- Rusia telah menggunakan rudal balistik pasokan dari Korea Utara dalam serangkaian serangan terhadap Ukraina selama libur tahun baru.
Pihak Gedung Putih mengumumkan bahwa mereka saat ini sedang berdiskusi tentang kesepakatan persenjataan dengan Iran untuk meningkatkan pasokan senjata.
Transfer peluncur rudal balistik dan beberapa rudal dari Pyongyang ke Rusia baru-baru ini telah menjadi perhatian utama, seperti yang diungkapkan oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby.
Pada 30 Desember 2023, Rusia meluncurkan setidaknya satu rudal balistik ke wilayah Zaporizhzhia, dan peluncuran lainnya yang melibatkan beberapa rudal Korea Utara terjadi pada Selasa (2/1).
Pemerintahan AS masih dalam tahap analisis terhadap dampak dari peluncuran tersebut, namun yakin bahwa Rusia dan Korea Utara dapat memperoleh pengalaman dari kejadian tersebut, dan kemungkinan akan melakukan serangan tambahan.
Kirby menyatakan kekhawatiran atas peningkatan dukungan Korea Utara terhadap Rusia, mengantisipasi penggunaan rudal-rudal Korut oleh Rusia untuk menyerang infrastruktur sipil Ukraina dan mengancam nyawa warga sipil yang tidak bersalah.
Menurut Kirby, rudal Korut yang digunakan Rusia memiliki jangkauan hingga 900 kilometer.
Korea Utara terus berupaya memperoleh peralatan militer canggih dari Rusia sebagai imbalan atas pasokan senjatanya.
Peralatan yang dicari mencakup jet tempur, rudal darat ke udara, kendaraan lapis baja, peralatan untuk membuat rudal balistik, dan teknologi canggih lainnya.