FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan bahwa Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta, masih terus mengalami erupsi tanpa menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Agus Budi Santoso, Kepala BPPTKG, menjelaskan bahwa erupsi ini masih berlangsung dengan intensitas yang cukup tinggi, di mana guguran terjadi ratusan kali per hari.
Dalam laporan yang dikutip melalui akun Instagram resmi BPPTKG di Jakarta pada Jumat, Agus mengungkapkan bahwa kondisi ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
Data pemantauan menggunakan metode seismik dan deformasi menunjukkan bahwa suplai magma masih terus berlangsung.
Pada tanggal 4 Januari 2024, Gunung Merapi memasuki fase erupsi selama tiga tahun. Meskipun telah berlangsung selama periode tersebut, gunung berapi ini masih berstatus Level III atau siaga, dengan ketinggian mencapai 2.968 meter di atas permukaan laut.
Agus menjelaskan bahwa bahaya yang mungkin timbul dari erupsi adalah awan panas guguran yang dapat mencapai sungai-sungai di sektor tenggara hingga barat daya dengan jarak luncur maksimal 7 kilometer.
Meskipun demikian, masyarakat masih diimbau untuk tetap beraktivitas secara normal di luar daerah potensi bahaya. Potensi bahaya hanya terkonsentrasi di sekitar sungai-sungai yang bermuara di Gunung Merapi.
Khususnya bagi mereka yang beraktivitas di badan sungai, seperti penambang pasir dan lainnya, BPPTKG memberikan imbauan untuk mewaspadai kejadian lahar dan awan panas guguran.