Inflasi Sulsel Naik di Angka 2,81 Persen, Pj Gubernur Bahtiar: Kerja Sama Antar Daerah Harus Kita Perkuat Lagi

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, LUWU UTARA — Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, kini merespon angka inflasi Sulsel yang kini 2,81 persen.

Angka inflasi itu berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel pada 2 Januari 2023 lalu. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan inflasi yang dirilis di bulan sebelumnya 2,79 persen.

Meski mengalami kenaikan, Bahtiar menyebut angka 2,81 persen itu relatif baik.

“Per 31 Desember kemarin itu di angka 2,81 persen. Jadi relatif baik. Kan rensnya 2 sampai. Jadi jangan sampai 4. Kalau sampai 4 itu artinya sangat mahal. Kalau di bawah 2 itu terlalu murah juga. Jangan harganya terlalu murah juga. Nanti masyarakat tidak dapat duitnya,” kata Bahtiar, saat jalan pagi sambil mengecek kebutuhan bahan pokok di Luwu Utara, Sabtu, (6/1/2024).

Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri ini menyebut ada 21 bahan pokok yang mempengaruhi inflasi.

Persoalannya, tidak ada satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang bisa memproduksi seluruh bahan pokok itu secara optimum. Sehingga kata dia, antar kabupaten/kota sebaiknya saling bertukar komoditi.

“Maka harus saling bertukar komoditi. Jadi ini dituntut kemampuan dari tim inflasi daerah bagaimana mengadakan barang-barang yang mempengaruhi inflasi itu, cukup mencukupi. Kira-kira begitu di daerahnya,” jelasnya.

Komoditas utama penyumbang inflasi (y-on-y) pada Desember 2023, antara lain beras, cabai rawit, angkutan udara, rokok kretek filter, emas perhiasan, cabai merah, bawang putih, labu siam/jipang, gula pasir, dan kacang panjang.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan
Exit mobile version