FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi baru-baru ini memimpin kegiatan bagi-bagi sembako di Banten. Aksi ini menjadi sorotan, mengingat lokasi tersebut dipenuhi dengan spanduk Prabowo-Gibran yang bertebaran.
Jokowi menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dengan mengadakan kegiatan ini, memberikan bantuan sembako sebagai langkah nyata untuk membantu meringankan beban ekonomi masyarakat.
Namun, kehadiran spanduk Prabowo-Gibran di lokasi tersebut menambah nuansa menarik, menciptakan gambaran keberagaman dan dinamika politik di tengah aksi sosial ini.
Pengamat komunikasi sekaligus Guru besar Universitas Airlangga (Unair) Profesor Henri Subiakto mengatakan, rakyat akan mengira Bansos itu bukan dari negara.
"Ada Alat Peraga Kampanye (APK) di sekitar Presiden. Logis dong jika rakyat disana mengira ini Bansos berasal dari pak Jokowi bukan dari negara," ujar Henri dalam keterangannya di aplikasi X @henrysubiakto (9/1/2024).
Atas adanya pemandangan tersebut, beragam pertanyaan dikatakan Henri, sontak lahir dari publik tanah air. Mengingat, Presiden harus menjunjung tinggi netralitas.
"Apakah ini menunjukkan presiden sudah tidak punya etika? Apa Presiden sudah tidak malu terlihat nyata2 tidak netral? Atau ini bermakna Presiden sedang panik hingga harus melakukan semua ini untuk membantu pasangan Capres Prabowo dengan Anaknya? Kenapa Presiden bertindak seakan jadi jurkam untuk anaknya?," timpalnya.
Dijelaskan Henri, kondisi negara menjelang Pemilu saat ini sudah tidak normal. Hal itu terlihat dari tindakan Presiden yang terkesan mempromosikan Paslon tertentu.