FAJAR.CO.ID, LONDON—Lionel Messi mempertahankan penghargaan Pemain Pria Terbaik di ajang The Best FIFA 2023. Layak tidaknya, itu subjektif.
KAPTEN Argentina tersebut meraih penghargaan The Best FIFA ketiganya kemarin di London setelah mengungguli finalis lainnya, Erling Haaland dan Kylian Mbappe.
Messi dan Haaland sama-sama meraih 48 poin. Sementara Mbappe yang ada di posisi ketiga mendapatkan 36 poin berdasarkan pilihan kapten timnas, pelatih, jurnalis, dan fans.
Pilihan dari empat kelompok pemilih itu masing-masing berkontribusi 25 persen dari total suara. Terlepas dari jumlah pemilih dari setiap kelompok.
Jika finalis memiliki poin yang sama, penghargaan diberikan kepada pemain yang menerima pilihan sebagai pilihan pertama terbanyak dari kapten timnas. Itulah alasan Messi mengungguli Haaland.
Bagi Messi, ini adalah penghargaan ketiganya. Selain 2022 dan 2023, pemain Inter Miami itu juga menjadi pemenang The Best FIFA 2019.
Tiga penghargaan ini menempatkan eks superstar Barcelona itu sebagai pemilik rekor mengungguli Cristiano Ronaldo dan Robert Lewandowski.
Kriteria pemilihan FIFA pada penghargaan putra 2023 didasarkan pada pencapaian selama periode 19 Desember 2022 hingga 20 Agustus 2023.
Penilaian penghargaan tahun lalu sudah mencakup Piala Dunia FIFA 2022 yang berakhir pada 18 Desember. Meski begitu, kemungkinan besar banyak pemilih masih terpengaruh penampilan hebat Messi di Qatar.
Pada Piala Dunia 2022, Messi memimpin negaranya meraih trofi. Selain itu, ia mencetak tujuh gol dan tiga assist serta menjadi pemain terbaik turnamen.
Subjektivitas inilah yang memicu kontroversi. Legenda Jerman, Lothar Matthaeus menilai striker berjuluk La Pulga itu sama sekali tak pantas meraih penghargaan The Best FIFA 2023.
“Jika Anda tak menghitung Piala Dunia yang membuat Messi meraih Ballon d’Or, dia seharusnya tak jadi pemenang kali ini,” tegas Lothar Matthaeus di Sportbuzzer.
Matthaeus mengakui Messi memang pesepak bola terbaik dalam 20 tahun terakhir. Akan tetapi, menurutnya pemain 36 tahun itu tak meraih gelar bergengsi bersama PSG dan Inter Miami. Ia hanya membantu PSG juara Ligue 1 dan kampuin Piala Liga di Inter Miami.
Bagi Matthaeus, Haaland adalah sosok yang paling pantas meraih penghargaan FIFA The Best 2023. Alasannya, striker Manchester City itu sukses besar sepanjang 2023.
Selain membantu The Citizens mendapatkan treble winners bersejarah, bomber Norwegia itu juga meraih Sepatu Emas Eropa sebagai pemain tersubur. Bahkan, ia juga menjadi pencetak gol terbanyak Liga Champions.
“Jika berdasar pada kesuksesan besar, tak ada yang melewati Manchester City dan ketika memilih pemain terbaik tentu saja Erling Haaland. Dia meraih gelar-gelar penting bersama Manchester City dan catatan golnya pun mengesankan,” tegasnya.
Makanya, ia menyoroti para pemilik hak suara yang mengabaikan pencapaian Haaland yang mencetak 44 gol dalam 54 pertandingan di semua kompetisi bersama City di musim 2022/2023 dan 50 gol sepanjang 2023. “Itu seharusnya jadi faktor krusial saat Anda memilih pemain terbaik,” ujar Matthaeus.
Jurnalis Brasil Arthur Fernandes yang membuat analisis terkait The Besat FIFA 2023 menyebut memang sulit menghindari perdebatan setelah Messi kembali menerima penghargaan ini.
“Namun, jika kita menganalisis secara cermat performa Messi di tahun 2023, muncul pertanyaan meresahkan: apakah dia benar-benar pantas mendapatkan pengakuan tersebut?” tulisnya di mlsmultiplex.com.
Ia mengatakan, fokus penilaian penghargaan FIFA ini adalah kinerja selama 2023. Namun, ia menyebut pendekatan yang dipakai relatif sama seperti ketika Messi meraih Ballon d'Or 2023 yang mempertimbangkan performa sepanjang 2022.
Arthur Fernandes menjelaskan di 2023, Messi bersama PSG memang memenangkan Ligue 1. Tapi itu bukanlah kejutan mengingat PSG memang mendominasi kompetisi itu beberapa tahun terakhir.
“Selain itu, Piala Liga yang dimenangkan oleh Inter Miami merupakan turnamen yang tidak terlalu berpengaruh di kancah global,” tulis Arthur.
Seperti Matthaeus, ia juga menyoroti performa luar biasa Haaland yang memainkan peran penting membantu City memenangkan gelar Liga Champions pertama mereka. “Sebuah pencapaian luar biasa yang sekilas bisa dibilang pantas menyandang gelar Pemain Terbaik FIFA 2023,” ujarnya.
Makanya, lanjut Arthur, meski tetap perlu mengucapkan selamat kepada Messi dan penggemarnya, siapa pun tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa penghargaan tersebut mungkin lebih dipengaruhi oleh prestise sang superstar dibandingkan kinerja sepanjang 2023.
Hal ini menurutnya menimbulkan pertanyaan yang tidak mengenakkan tentang apakah penghargaan tersebut diberikan selaras dengan kemampuan individu para pemain. “Atau apakah ini sudah menjadi sebuah upacara di mana kemasyhuran menggantikan keunggulan di lapangan?” katanya.
Pertanyaan soal penghargaan ini bukan mendiskreditkan kehebatan Messi sebagai pemain, melainkan sebuah kritik terhadap proses evaluasi dan kurangnya keadilan.
“Di tengah gelar-gelar yang bisa dibilang rutin bagi pemain sekelasnya, apakah Messi benar-benar menonjol dengan cara yang luar biasa di tahun 2023? Jawaban atas pertanyaan ini masih subjektif,” tandasnya.
Legenda Inggris, Gary Lineker sementara itu hanya memberikan pujian kepada Messi yang tidak menghadiri acara pemberian penghargaan itu bersama Haaland dan Mbappe.
Mantan pemain Barcelona itu menyebut Lionel Messi adalah pemain luar biasa yang sudah memenangkan segalanya. “Sungguh karier yang luar biasa," pujinya di X. (amr)