Meski pengalaman berharga dari Gubernur Amiruddin telah terlewati 3-4 dekade silam, dan pengalaman-pengalaman berharga dari para Gubernur penerusnya, dengan mengadopsi model Dewan Ekonomi Nasional, KESS hadir untuk meneruskan dan menerapkan konsep-konsep ekonomi mana saja yang dinilai realistik dan sesuai dengan prioritas pembangunan ekonomi daerah dan nasional.
Kini, Gubernur Baharuddin tengah menggalakkan penanaman Pisang Cavendish di beberapa kabupaten di Sulsel.
Potensi bisnisnya dinilai amat prospektif dengan market share Rp294,5 triliun untuk permintaan buah-buahan.
Diperkirakan 17 persen dari market share itu adalah kebutuhan pisang, terutama jenis Cavendish. Kebutuhan pasar internasional terlihat lebih tinggi lagi yang selama ini hanya dipenuhi oleh Filipina dan Thailand.
Dikemukakan oleh Bahtiar bahwa saat ini sudah terdapat lahan penanaman pisang sekitar 8000 hektar berbasis masyarakat dengan target lahan 500.000 hektar, tersebar di seluruh kabupaten yang layak ditanami dan dikembangkan dengan penyediaan bibit sebanyak satu miliar pohon.
Kelihatannya kata Hafid, Sulsel dalam waktu dekat dapat menjadi penghasil pisang terbesar di tanah air. Dapat dibayangkan jika harga pisang Cavendish di supermarket Rp7000 per biji, dan satu miliar pohon dalam waktu 7-8 bulan ke depan sudah dipanen, tentu masyarakat Sulsel akan terangkat taraf kehidupannya ke golongan masyarakat maju dan sejahtera.
Selain Pendekatan Komparatif dilakukan untuk membandingkan taraf kemajuan ekonomi pada satu negara atau satu institusi yang relatif setaraf atau lebih maju dari Indonesia.