Cegah Maling Beraksi, Polisi Patroli di Kawasan Terdampak Banjir

  • Bagikan
JAGA SITUASI. Ketinggian air di Blok 8 Perumnas Antang telah mencapai dada orang dewasa, Kamis, 18 Januari 2024. Polisi rutin melakukan patroli selama rumah-rumah tersebut ditinggal mengungsi oleh pemiliknya.ABD MAJID/FAJAR

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Ratusan rumah yang terendam banjir di Perumnas Antang, bisa menjadi sasaran empuk maling. Polisi melakukan patroli untuk menjaga rumah tanpa penghuni.

Warga yang terdampak banjir, meninggalkan rumahnya menuju ke lokasi pengungsian. Kapolsek Manggala, Kompol Syamsuardi, mengatakan, ancaman pencurian atas situasi ini memang penting untuk diantisipasi. Lantaran cukup banyak barang berharga di rumah-rumah terdampak banjir tersebut.

"Kami polisi akan terus melakukan patroli menjaga rumah warga yang ditinggalkan agar tidak dimanfaatkan situasinya oleh orang-orang tidak bertanggung jawab," ujarnya ditemui saat meninjau lokasi banjir di Blok 8 dan 10 Perumnas Antang, Kamis, 18 Januari.

Ia melaporkan, saat ini ketinggian air yang merendam rumah warga di dua lokasi tersebut bervariasi. Pihaknya pun memperkirakan ketinggian air akan terus naik, jika hujan dengan intensitas tinggi melanda Makassar setiap hari.

"Sudah mulai dari kemarin, air naik di atas kaki lutut orang dewasa. Kalau di dua lokasi bervariasi tingginya, sekitar 70-100 cm," sambungnya.

Berdasarkan data sementara, sebanyak 113 kepala keluarga (KK) telah memilih untuk pindah ke lokasi pengungsian yang tersebar di Kecamatan Manggala.

"Untuk pengungsi masih di tiga titik. Kemudian terus bertambah sehubungan dengan hujan yang terus turun. Jadi sekarang sudah tujuh titik tempat pengungsian yang dihuni 113 KK, dengan jumlah keseluruhan 400 jiwa," bebernya.

Tidak hanya menggencarkan patroli di rumah warga yang ditinggal mengungsi. Syamsuardi menegaskan, pihaknya juga terus melakukan pemantauan terhadap titik-titik lain yang berpotensi terjadi banjir.

"Kepolisian terus mendata warga. Mengajak warga yang terdampak untuk mengungsi, agar tidak terjadi hal yang yang tidak diinginkan," pungkasnya.

Di lokasi pengungsian, nampak warga terlihat murung meratapi nasibnya. Mereka juga merasa kesal lantaran banjir sudah menjadi peristiwa tahunan yang terpaksa harus dihadapi.

Andini misalnya, warga yang mengungsi ke Masjid Jabal Nur ini mengaku sudah sejak Senin lalu memilih meninggalkan rumahnya yang terendam banjir.

"Dua hari ma ini di sini (Masjid Jabal Nur), sejak kemarin sore mengungsi. Saya sama keluarga. Ada anak saya, kakak dan anaknya," ungkap Andini.

Di dalam rumahnya, ketinggian air sudah mencapai lutut orang dewasa. Sementara di pekarangan rumahnya, air sudah setinggi pinggang orang dewasa.

Air yang menggenangi rumahnya setiap musim hujan datang membuat Andini pasrah. Dia hanya berharap pemerintah memperhatikan anaknya saat di tempat pengungsian yang rentan akan penyakit.

"Tidak tahu juga mau bilang apa. Karena setiap tahun begini, mengungsi. Anak-anak ini yang kasihan. Semoga diperhatikan obat-obatan dan kebutuhan lainnya. Karena anak-anak gampang kena penyakit," pintanya.

Warga Jl Terompet, Kelurahan Manggala, Dewi, berharap saat di tempat pengungsian kebutuhan anaknya diperhatikan. "Iya, popok sama obat-obatan paling penting," bebernya.

Setiap kali banjir datang, Dewi mengaku ada-ada saja perabot rumahnya yang rusak akibat terendam air.

"Tiap tahun begini. Tidak ada perubahan, dan pasti ada alat rumah yang rusak. Tahun lalu kulkasku rusak, tidak bisa dipakai lagi," sebutnya.

Pesisir Paling Terdampak

Sementara itu, puncak musim hujan diprediksi akan berlangsung hingga akhir Januari. Wilayah yang paling pertama terdampak hujan deras adalah daerah pesisir pantai.

Prakirawan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar, Sultan mengatakan, wilayah pesisir adalah wilayah yang paling patut diwaspadai. Sebab hujan lebih banyak terjadi di laut. Selain itu, hujan di laut juga akan menyebabkan gelombang laut ikut meningkat.

"Curah hujan di laut dan pesisir pantai lebih tinggi dari daratan. Hal ini dipengaruhi pola angin yang banyak dimulai dari laut ke daratan," urai Sultan, Kamis, 18 Januari.

Selain hujan deras yang patut diwaspadai masyarakat adalah angin kencang. Berdasarkan data menunjukkan bahwa ketinggian gelombang di laut juga terbilang tinggi. Ketinggian 1,25 meter hingga 2,5 meter, kategori moderate sea untuk perairan Parepare, Spermonde Pangkep, Spermonde Makassar, Sabalana, Teluk Bone bagian utara, Teluk Bone bagian selatan, dan Selayar.

Kategori rough sea ketinggian gelombang 2,5 meter hingga 4 meter terjadi di Selat Makassar bagian selatan, Spermonde Pangkep bagian barat, Spermonde Makassar bagian barat, Selayar, Laut Flores bagian utara, Flores bagian barat, Bonerate-Kalaotoa bagian utara, Bonerate-Kalaotoa bagian selatan, dan Laut Flores bagian timur.

"Waspada potensi terjadinya hujan sedang-lebat yang dapat disertai petir, kilat, dan angin kencang. Ini dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi di wilayah Sulsel," jelasnya. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan