FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Cuaca ekstrem di Makassar menelan satu korban. Ia adalah Abdul, seorang nelayan umur 30 tahun yang ditemukan tewas setelah tiga hari pecarian.
Abdul dinyatakan hilang setelah perahunya terbalik pada 15 Januari 2024. Ia ditemukan pada 17 Januari 2024 dengan keadaan tewas pada pukul 07.00 WITA.
Abdul memancing di perahu bersama dua temannya. Yakni Syahrul, 18 tahun, dan Sampara, 40 tahun.
Saat cuaca memburuk, perahu yang ditumpangi terbalik. Syahrul dan Sampara selamat, lalu Abdul dinyatakan hilang.
Menanggapi itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Akhmad Hendra Hakamuddin meminta masyarakat diwilayah pesisir tidak melakukan aktivitas di laut.
Imbauan itu menindak lanjuti peringatan cuaca dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG, yang menyatakan cuaca ekstrem di Makassar hingga 22 Januari.
"Untuk warga wilayah pesisir, kalau memang memungkinkan kegiatan dilaut, apapun itu, meskipun kami tahu bahwa pencarian masyarakat nelayan, tapi kami harap tetap menjaga keselamatan dan menghindari kejadian yang tidak diinginkan," kata Hendra, Jumat (19/1/2024).
Kata Hendra, peringatan dini cuaca ekstrem masih terus dilanjutkan, akibat intensitas cuaca di Makassar masih berpotensi terjadi hujan lebat disertai angin kencang.
"Kemudian tetap waspada, karena memang saat ini BMKG selalu mengupdate informasi berkaitan dengan kondisi kota Makasssar, dan sekitarnya dari tanggal 12 kemudian di update sampai tanggal 14, lanjut 16 peringatan dininya, dan kemungkinan di update lagi hingga tanggal 22 besok," terangnya.