Gibran Dapat Mayoritas Sentimen Negatif Usai Debat Keempat, Jubir AMIN: Menjijikkan!

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Debat sesi cawapres telah digelar Minggu malam, (21/1/2024). Masing-masing masing cawapres tentunya memiliki penilaian berbeda dari mata publik.

Temanya terkait persoalan pangan, lingkungan hidup, dan pembangunan berkelanjutan paling dinanti publik.

Juru Bicara TPD AMIN Sulsel Asri Tadda menyebut debat kali ini lebih kepada tontonan etika kebangsaan. Sebabnya saat kata dia lagi krisis etika. 

Dia menyebut peforma Cawapres 02, Gibran Rakabuming Raka mengecewakan sebagai anak muda. Tidak pantas dipertontonkan secara nasional. 

Di sisi lain dia menyebut Cawapres nomor 01 tampil memukau dengan gagasannya. Begitu pun dengan cawapres nomor 03, Mahfud MD.

“Kita sangat menyayangkan itu. Apalagi jika tentang substansi yang dijelaskan. Penampilan Cak Imin luar biasa. Beliau banyak belajar dari debat sebelum. Saya kira Prof Mahfud juga tidak begitu buruk,” ujarnya, Senin, (22/1/2024).

Caleg Demokrat ini menyayangkan Gibran sebagai anak muda yang tidak memiliki gagasan yang mumpuni.

“Seharusnya punya isi dan ternyata memang tidak punya itu sama sekali. Bahkan boleh kita katakan itu menjijikan, memperlakukan verbal ke Prof Mahfud. Cari-cari jawaban itu, sebenarnya tidak pantas untuk dipertontonkan,” jelasnya. 

“Kita bisa membayangkan bagaimana masa depan bangsa ini jika kemungkinan itu diserahkan kepada anak muda,” lanjutnya.

Dia mengajak kepada seluruh rakyat membuka mata dan hati melihat di depan untuk memilih pemimpin yang terbaik. 

“Debat cawapres malam ini salah satu yang bisa menjadi indikator agar bisa memilih,” tambahnya.

Menurutnya, debat capres-cawapres itu bicara kebijakan untuk perbaikan dan perubahan bangsa. Bukan terjebak pada istilah-istilah yang sebenarnya tidak substantif

Sehingga kualitas personal itu tergambar lewat pernyataan-pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan. 

“Kalau levelnya memang akademisi, orang yang cukup berpendidikan, pasti saya kira faktanya ada juga. Tentu menggunakan kerangka-kerangka dalam dunia kependidikan,” kata Pria kelahiran Luwu Raya ini.

“Tidak asal membacot misalnya. Itu saya kira yang diperankan oleh baik Cak Imin, Pak Mahfud juga sebagai seorang profesor. Ini memang yang disayangkan sekali. Gibran dengan peforma seperti itu. Apalagi bicara etika kurang layak. Juga secara konten nda cukup substansi. Dia bertanya tentang hal yang sebenarnya dia sendiri nda mengerti. Tapi kan penonton bisa melihat semuanya. Kita bisa melihat cawapres yang bisa kita banggakan. Sebagai tim pemenangan amin, cak Imin luar biasa,” tandasnya. 

Sebelumnya, Drone Emprit kini kembali merilis analisis debat keempat cawapres pemilu 2024 soal bagaimana sentimen, isu yang diangkat, dan peta percakapan netizen di Twitter/X terkait para cawapres dalam debat keempat.

Metodologi yang digunakan menggunakan sumber Twitter/X periode 21 Januari 2024 (19.00-22.00 WIB) dengan menggunakan sejumlah kata kunci (keyword). 

Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi menyatakan, grafik ini menunjukkan tren jumlah penyebutan tiga calon wakil presiden (cawapres) dalam semua jenis media pada tanggal 21 Januari 2024, dari jam 19.00 hingga 22.00.

Untuk analis sentimen di Twitter. Muhaimin Iskandar, sentimen positif sangat mendominasi percakapan tentang Muhaimin Iskandar, dengan 80% percakapan yang mengarah ke arah yang baik. Hanya 6% yang negatif dan 14% yang netral. Ini menunjukkan bahwa Muhaimin Iskandar memiliki dukungan yang sangat kuat dan citra yang positif di media sosial pada periode waktu tersebut.

Gibran Rakabuming, percakapan tentang Gibran Rakabuming memiliki sentimen yang sangat berbeda dibandingkan dengan Muhaimin Iskandar. 

“Sebanyak 60% dari percakapan adalah negatif, 33% positif, dan hanya 7% yang netral,” jelas Ismail Fahmi. 

Ini menunjukkan adanya sentimen yang kurang menguntungkan atau permasalahan yang mungkin sedang dihadapi oleh Gibran Rakabuming di media sosial selama jangka waktu yang ditentukan.

Mahfud MD, meskipun jumlah penyebutannya lebih sedikit seperti yang dilihat pada grafik volume sebelumnya, sentimen untuk Mahfud MD mayoritas positif, dengan 79% percakapan yang mendukung, 12% negatif, dan 9% netral. 

Hal ini menunjukkan bahwa walaupun eksposur medianya lebih rendah, pandangan terhadap Mahfud MD cenderung positif di antara mereka yang berbicara tentangnya.

Kesimpulannya, analisis sentimen menunjukkan gambaran yang berbeda dari yang ditunjukkan oleh volume percakapan. 

Meskipun Muhaimin Iskandar dan Gibran Rakabuming memiliki volume percakapan yang hampir sama, sentimen mereka berbeda secara signifikan, dengan Muhaimin mendapatkan pandangan yang sangat positif dan Gibran mendapatkan pandangan yang mayoritas negatif. 

Sementara itu, Mahfud MD, meskipun memiliki volume percakapan yang lebih rendah, memiliki pandangan yang mayoritas positif yang menunjukkan kualitas daripada kuantitas dalam hal sentimen online. Ini menunjukkan pentingnya tidak hanya jumlah penyebutan tetapi juga kualitas percakapan yang terjadi di media sosial. (selfi/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan