FAJAR.CO.ID, MAKASSAR– Kasak-kusuk ketidakharmonisan menteri Kabinet Indonesia Maju terus menyeruak. Ada aroma politik di balik isu tersebut.
Ada 15 menteri diisukan akan mundur. Selain menteri dari PDIP, juga ada menteri dari kalangan teknokrat. Paling santer diisukan mundur adalah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Menlu Retno Marsudi, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Isu mundurnya menteri tersebut mengingatkan era pemerintahan Soeharto jelang lengser. Saat itu, 14 menteri Soeharto memutuskan mundur dan tidak lagi menyetujui Soeharto menjadi presiden. Mundurnya 14 menteri tersebut akibat krisis moneter yang mencapai puncak pada Mei 1998.
Sementara di era pemerintahan Jokowi - Ma'ruf, isu yang kurang sedap terkait dinasti. Presiden Jokowi dituding memaksakan kehendak dengan meloloskan anaknya menjadi calon wakil presiden meski tak cukup umur.
Ketidakharmonisan di dalam kabinet Presiden Jokowi - Ma'ruf makin menyeruak setelah adanya surat nomor B-69/M/D-3/AN.00.03/01/2024 yang menyatakan Menkominfo Budi Arie sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) ad interim karena Retno Marsudi sedang bertugas ke luar negeri.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin membantah adanya desas-desus sejumlah menteri akan mundur. “Yang saya tahu tidak ada isu-isu di dalam ya,” ungkap Ma'ruf melalui Jawa Pos (Group FAJAR), kemarin.
Ma’ruf juga mengaku membaca kabar itu dari media sosial maupun pemberitaan media. Meski demikan, menurutnya kabinetnya masih solid. “Bekerja saja dengan baik," imbuhnya.
Ma’ruf juga menyatakan bahwa isu ini memberikan dampak. Apalagi ada menterinya yang menjadi calon presiden, calon wakil presiden, dan juga tim sukses. “Dalam aturannya memang boleh asal kinerjanya tidak berkurang,” ujarnya.