FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kehidupan sehari-hari, seorang Muslim senantiasa diundang untuk merenung dalam doa.
Doa bukan hanya serangkaian kata, melainkan jembatan batin yang menghubungkan jiwa dengan Sang Pencipta, Allah SWT.
Setiap doa yang diucapkan bukan sekadar rangkaian permintaan, tetapi juga ungkapan kekhusyukan, ketaatan, dan ketergantungan yang mendalam.
Dalam doa, seorang hamba menyadari keterbatasannya, dan dengan rendah hati, ia menyerahkan segala sesuatu kepada Allah.
Doa disebut lebih dari sekadar permohonan, ia adalah pintu menuju keakraban dengan Allah.
Saat seorang Muslim mengangkat tangan dalam doa, itu adalah momen di mana ia mengakui bahwa hanya Allah-lah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, dan Maha Mengabulkan.
Setiap kata yang diucapkan menjadi titik temu jiwa dengan kehendak Ilahi.
Dalam doa, terkandung ungkapan tulus dan ikhlas, menyiratkan kepatuhan sejati kepada Allah.
Seorang hamba tidak hanya meminta, tetapi juga berserah diri kepada takdir-Nya dengan penuh keyakinan bahwa segala yang terbaik akan diberikan oleh Sang Maha Pengasih.
Tidak hanya itu, doa juga mengajarkan keikhlasan dan keberanian untuk mengakui kesalahan.
Saat seorang hamba merenungi perbuatannya di hadapan Allah, doa menjadi cermin jiwa yang membimbingnya untuk berintrospeksi dan memperbaiki diri.
Doa adalah bentuk ketaatan kepada-Nya, bukan sekadar permohonan.
Alquran dan hadis memberikan petunjuk kuat terkait keutamaan doa dalam kehidupan seorang Muslim.
Allah mengajarkan agar hamba senantiasa berdoa dan bermunajat kepada-Nya.