Dunia Dinilai Gagal Hentikan Pertumpahan Darah di Gaza

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID -- Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, mengecam masyarakat internasional karena dianggap gagal menghentikan perang di Jalur Gaza selama 109 hari.

Gaza, bebernya, yang dulu dianggap sebagai penjara terbuka, kini dijelaskan sebagai medan tempur, dengan operasi militer oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memperpanjang kehidupan politiknya.

"Gaza dulu pernah menjadi sebuah penjara terbuka. Sekarang, (wilayah) ini adalah medan tempur, di mana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjalankan operasi militer untuk membunuh warga sipil guna memperpanjang kehidupan politiknya," kata Menteri Luar Negeri Turki dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang situasi di Timur Tengah, termasuk soal Palestina.

Fidan menyampaikan kekhawatiran tentang meluasnya konflik di kawasan tersebut dan menyoroti argumen perlindungan keamanan Israel tidak meyakinkan, sambil menekankan kurangnya perhatian pada keamanan Palestina dan hak mereka untuk membela diri.

Fidan menegaskan bahwa mereka yang melakukan pelanggaran harus bertanggung jawab dalam memulihkan kepercayaan pada hukum internasional dan tatanan berbasis aturan.

Turki menyambut baik kasus gugatan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional mengenai pelanggaran Israel terhadap Konvensi Genosida 1948.

Turki menyatakan keprihatinan bahwa kejahatan perang Israel di Gaza mungkin setara dengan genosida, dan menekankan tanggung jawab historis untuk menghentikan perang ini.

Menteri Luar Negeri Turki ini juga mendesak Israel dan pendukungnya untuk mencari solusi diplomatik sambil menegaskan bahwa perang tidak akan membawa perdamaian atau penyerahan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan