Ada Apa di Balik Rumor Belasan Menteri Mundur dari Kabinet Jokowi?

  • Bagikan
Presiden Joko Widodo (keempat kanan) memimpin rapat terbatas yang diikuti sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/8/2023). Ratas itu membahas peningkatan kualitas udara kawasan Jabodetabek. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.)

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju diisukan mundur. Jika itu benar, Mantan Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi menilai langkah itu tidak produktif.

Isu yang paling kencang belakangan ini, kabar akan mundurnya Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD. Yang juga Calon Wakil Presiden nomor urut tiga.

Lutfi mengatakan, regulasi di Indonesia mengakomodir seorang menteri terlibat dalam Pemilihan Umum atau Pemilu.

Itu tertuang dalam Undang Undang Pemilu nomor 7 Tahun 2017 dan amandemennya Tahun 2022 dan 2023.

"Memungkinkan pejabat pemerintah terlibat dalam Pemilu tanpa mengundurkan diri,” kata Lutfi dikutip dari video yang ia unggah di Instagram, Kamis (25/1/2024).

Aturan itu, kata dia, disepakati para anggota DPR. Orang-orang yang partainya mengusung sejumlah pasangan calon presiden dan wakil presiden. Termasuk yang mengusung Mahfud, PDIP.

“Ada hasil kesepakatan bersama di DPR. Dimana semua partai politik calon presiden telah menyetujui aturan ini,” jelasnya.

Kalau pun aturan itu dinilai tidak sesuai, regulasi itu, kata dia bisa diusulkan untuk diubah.

Soal rencana sejumlah menteri ingin mundur, menurutnya itu hak individu. Kalau tidak mampu, maka mau bagaimana lagi.

“Keputusan untuk mundur adalah hak individu berdasarkan kapasitas dan kemampuan mereka dalam menjalankan tugas,” ujarnya.

Hanya saja, ia heran. Kenapa mesti mundur di saat seperti ini. Mengingat masa kerja Kabinet Indonesia Maju sisa kurang dari sembilan bulan.

“Dengan waktu kurang sembilan bulan lagi, hingga akhir periode Presiden Jokowi, urusan mundur dari kabinet tentu tidak akan produktif,” terangnya.

“Fokusnya sekarang adalah bagaimana memastikan transisi ke pemerintahan berikutnya berjalan lancar dan efektif, walau kita perlu melihat segala bentuk situasi dari segala sudut pandang dan menghargai proses demokrasi yang ada,” tambahnya.

Lutfi berspekulasi, isu itu mencuat karena adanya ketakutan, salah seorang menteri, yang disebut Lutfi punya massa dan kekuatan politik, telah memihak salah satu calon yang dinilai bagus.

“Mungkin karena ada faktor ketakutan. Ada sosok menteri yang punya massa, kekuatan politik, kecerdasan luar biasa yang hendak mendukung yang dirasakan bagus untuk dan cocok untuk negeri ini,” tandasnya. (Arya/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan