FAJAR.CO.ID, ACEH -- Banjir di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, merendam 52 gampong atau desa. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), sebanyak 1.199 jiwa warga mengungsi.
Kepala Pelaksana BPBA, Ilyas, melalui Pusat Data dan Informasi BPBA, menyampaikan bahwa masyarakat masih berada di titik pengungsian yang didirikan oleh perangkat desa masing-masing.
“Masyarakat masih berada di titik pengungsian yang didirikan oleh perangkat desa masing-masing,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBA di Banda Aceh, Jumat malam.
Banjir mulai merendam wilayah Bireuen pada Kamis (25/1) sekitar pukul 20.30 WIB. Kecamatan Jeunieb, Pandrah, dan Peulimbang adalah daerah yang terdampak, dengan total 32 desa terendam.
Satu unit rumah konstruksi kayu dan satu unit mobil pikap mengalami rusak berat, peristiwa ini tidak mengakibatkan korban jiwa.
Data sementara menunjukkan 2.156 Kepala Keluarga (KK) terdampak di Jeunieb dan 3.010 jiwa dalam 1.302 KK di Pandrah.
Petugas BPBD Bireuen terus melakukan pendataan korban terdampak di beberapa desa lain, termasuk di Kecamatan Peulimbang.
Sebanyak 1.199 jiwa harus mengungsi, tersebar di 11 titik lokasi dalam sembilan desa di Kecamatan Jeunieb.
Pengungsi umumnya berkumpul di meunasah (mushalla) desa dan telah mendirikan dapur umum karena tidak dapat memasak di rumah masing-masing.
Petugas BPBD Bireuen terus melakukan pemantauan dan pendataan, serta melakukan rapat koordinasi dengan pihak berwenang setempat dalam upaya mendatangkan bantuan darurat dari Dinas Sosial Aceh.