FAJAR.CO.ID -- Rusia secara tegas membantah tudingan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya mengenai kerja sama teknis militer ilegal dengan Korea Utara (Korut).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menegaskan bahwa AS membuat cerita tersebut untuk mempengaruhi sikap Korea Selatan agar mendukung Amerika Serikat (AS) dalam konflik Ukraina, Jumat (26/1/2024).
"Rusia berhak mengembangkan hubungan persahabatan dengan Korut. Kerja sama dengan negara ini telah memiliki akar sejarah yang panjang, tidak mengancam keamanan negara tetangga dan telah teruji oleh waktu," bebernya.
Selain itu, Rusia mengkritik rencana NATO untuk melaksanakan latihan militer skala besar bernama Steadfast Defender 2024 dekat perbatasan Rusia.
Zakharova menganggap langkah tersebut sebagai tindakan provokatif yang dapat meningkatkan risiko insiden militer dan berpotensi berdampak tragis bagi Eropa.
Walapun NATO menyatakan bahwa Rusia bukan target serangan, Zakharova menyoroti potensi konsekuensi serius dari kehadiran pasukan besar dekat perbatasan Rusia.
Sementara itu, kritik juga dialamatkan kepada rencana Swedia untuk bergabung dengan NATO.
Zakharova menyatakan bahwa langkah ini dapat memiliki dampak negatif pada stabilitas di Eropa Utara dan wilayah Baltik. Rusia mengancam mengambil langkah-langkah responsif tergantung pada jenis sistem yang akan dikerahkan NATO di Swedia.
Meskipun parlemen Turki telah menyetujui keanggotaan Swedia di NATO, ratifikasi penuh dari semua anggota masih menjadi hal yang harus dicapai, dengan Hongaria menjadi satu-satunya yang belum memberikan dukungan penuh. (*)