FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- BMKG melaporkan gempa magnitudo 5,6 di Samudera Hindia selatan Bali, Sabtu, (27/1/2024), dengan kepastian bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, menjelaskan bahwa hasil pemodelan menegaskan ketiadaan potensi tsunami dari gempa tersebut.
Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempa dengan magnitudo 5,5 terjadi di laut, 370 Km arah barat daya Kuta Selatan, Bali, pada kedalaman 10 km.
Gempa ini dikategorikan sebagai gempa bumi dangkal karena aktivitas deformasi batuan di luar zona subduksi.
Mekanisme pergerakan turun (normal fault) menjadi ciri khas gempa ini menurut hasil analisis mekanisme sumber.
Gempa dirasakan di beberapa daerah, termasuk Kuta, Mataram, dan Lombok Barat dengan skala intensitas III MMI, serta Denpasar dan Gianyar dengan skala intensitas II MMI.
Hingga pukul 16.50 WIB, BMKG belum mendeteksi aktivitas gempa bumi susulan.
Daryono mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa, dan menekankan pentingnya memeriksa kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Selain itu, ia mengajak agar semua tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. (*)