Mulai Tahun Ini, Muhammadiyah Beralih ke Kalender Hijriah Global Tunggal

  • Bagikan
IST

"Ketika KGHT sudah digunakan, Muhammadiyah sudah melunasi hutang peradaban, yaitu berkalender secara baik. Muhammadiyah sebagai organisasi pembaharuan, harus mengambil langkah itu," ungkap dia.

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar mengungkapkan, dunia Barat mencibir umat Islam karena sistem kalender yang tidak jelas.

Bahkan, dalam satu negara pun, tidak ada satu sistem penanggalan yang jelas. Di Indonesia, bahkan pernah terjadi, untuk satu satu tanggal hijriah, ada empat tanggal masehi. "Padahal, di Islam ada Surah Al-Ashr, surah yang menegaskan pentingnya waktu," kata dia.

Ketua MTT PP Muhammadiyah periode sebelumnya itu melanjutkan, karena itulah, dunia Islam beberapa kali menghelat seminar sebagai upaya menyatukan sistem penanggalan seluruh negara Islam dan umat. Mulai dari seminar yang dihelat di Maroko dan Turki pada 2008.

Negara-negara Islam di Asia Tenggara melalui MABIMS juga sudah berusaha menyatukan sistem penanggalan, tapi sayang, matlaknya hanya mengacu pada satu wilayah saja di Asia Tenggara. Tegas Syamsul, Metode MABIMS tidak bisa menjadi rujukan untuk disebut metode penanggalan secara global.

Saat memberikan sambutan, Ketua PWM Sulsel Ambo Asse menyampaikan rasa syukurnya karena rencana penerapan KHGT itu. Pasalnya, dirinya sudah merekomendasikan itu dalam tesis dan disertasinya.

Dalam penelitiannya pada 2007 itu, Ia menegaskan, persatuan Islam masih sangat berat terwujud jika tidak ada sistem penanggalan yang mengacu pada matlak global. "Alhamdulillah, KHGT sudah merujuk pada matlak global," ungkap dia tersenyum.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan