FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, menyatakan mundur dari jabatan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Rabu (31/1/2024).
Pengunduran diri itu pun ramai jadi bahasan publik. Salah satunya dibahas oleh Direktur Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi, melalui akun twitternya.
"Moral dan etika di atas segala aturan dan pasal-pasal. Mundur dari jabatan menteri adalah hak pribadi. Disetujui atau tidak disetujui oleh presiden, tidak berpengaruh secara normatif terhadap pengunduran diri seorang menteri. Tapi pak Mahfud tetap ingin menunjukkan etika, bahwa dia masuk ke dalam kabinet secara baik-baik dan keluarnya pun harus baik-baik," tulis Islah Bahrawi melalui akun @islah_bahrawi.
Menurutnya, keputusan Mahfud tersebut adalah sebuah sikap kepatuhan moral yang harus digaris bawahi. Mengingat soal pelanggaran moral dan etika berpolitik hari ini berusaha dinormalisasi oleh presiden dan banyak pejabat negara dengan bersembunyi dibalik jargon; "demi kepentingan rakyat".
Menurut pak Mahfud, "morals and ethics are beyond of all". Pak Mahfud lalu memutuskan untuk mengundurkan diri. Di tengah situasi di mana fasilitas dan anggaran negara dieksploitasi sedemikian rupa untuk pemenangan putra "Sang Mahaberhala". Mulai dari Bansos hingga aparatur negara yang dipakai untuk mengintimidasi orientasi politik rakyat yang berbeda.
"Pak Mahfud selaku Menko Polhukam, tidak pernah mau menggunakan anggaran negara untuk kepentingan pribadinya. Mundurnya pak Mahfud semoga menjadi contoh bagi menteri yang lain, terutama dalam kepatuhan atas moral dan etika," tutupnya. (sam/fajar)