Gibran bin Jokowi Klaim Singapura dan Malaysia Puji Kereta Cepat Indonesia, Dokter Tifa: Tidak Mau Disuruh Berutang Rp110 Triliun

  • Bagikan
Tangkapan Layar Platform X

FAJAR.CO.ID -- Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengklaim negara tetangga memuji kereta cepat Indonesia yang satu-satunya di ASEAN. Klaim ini langsung mendapat sorotan warganet dan menyinggung utang Rp110 triliun yang membebani keuangan Indonesia untuk pembangunan kereta cepat.

Saat menghadiri acara "Bincang Ekonomi Kreatif di Gedung Inovasi Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (3/2/2024), Gibran bin Jokowi mengklaim banyak sekali yang memuji kereta cepat Indonesia.

"Banyak sekali yang memuji ya, orang Malaysia, orang Singapura, mereka kan enggak punya. Yang punya cuman kita se-ASEAN,” kata Gibran.

Pengusaha martabak itu mengaku sudah mencoba kereta cepat Jakarta-Bandung. Banyak masyarakat meminta diperpanjang hingga ke Surabaya.

Pemilik akun DokterTifa pada platform microblog X (dahulu Twitter) menuliskan cuitan yang menanggapi klaim Gibran bin Jokowi. Dia mengungkap alasan negara tetangga Singapura dan Malaysia tidak mau membangun kereta cepat jarak pendek.

Menurut Tifa, hal itu karena Pemerintah Singapura dan Malaysia tidak mau disuruh berutang hingga Rp110 triliun untuk pembiayaan kereta cepat. Utang itu akhirnya menjadi beban keuangan negara.

Cuitan @DokterTifa ini ditimpali warganet lain di platform media sosial yang sama.

"Singapura mau punya kereta cepat? bodoh boleh tapi jgn di umbar, satu detik langsung nyungsep ke dalan laut kalau singapura pakai kereta cepat. Katanya kuliah di sana, kok gak tau seperti apa Singapura, kasian kita jauh jauh kuliah kesana tapi pola pikirnya kok gak nyambung," tulis akun @Rinda***urman 2.

"Singapore buat apa punya kereta cepat, gk perlu, pulau cuman segitu aja," kata akun @asfan_w***h

"Kalau Malaysia pakai mikir, Sul," tulis @Far***10

"Punya cina itu sul, cuma dibuatkan dan di pake ma kita trus hasilnya buat bayar ke mereka. Sampe anak cucu cicit kita pun ikut bayarin tuh barang karena bapak mu gok banget mau aja dikibulin ma cina," kata akun @Garconapua.

"Kadang capek ngasih tau sama ni si ntong. Membangun itu lihat urgensinya apa, dampak kerakyatnya apa, apkah hanya gaya-gayaa doang. Woy, kita mau investasi dala. prusahaan aja lihat-lihat dulu ada nggak profitnya. Kalau nggak ada mau ngapain investasi. Kalau mau inves jg hrs diliat jgnka waktu utk profit," akun @Arkan***niago

"Giliran bayar utangnya yang target bayar tukang ojek dgn cara menaikkan pajaknya Sul, tolong kasih paham sama opung LBP jgn seenaknya naikkin pajak emang dia siapa!!? ngasih kerjaan jg engga malah sibuk ngurusin TKA," kata @Raden-***y.

Pembangunan kereta cepat rute Jakarta-Bandung awalnya direncanakan dengan biaya sebesar US$6,07 miliar atau sekitar Rp94,1 triliun (kurs Rp15.514).

Indonesia mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CBD) untuk pembiayaan proyek prestisius tersebut sebesar 75 persen atau sekitar Rp70,5 triliun.

Hanya saja, pelaksanaan proyek ambisius itu tidak berjalan semulus perencanaannya. Pembiayaannya ternyata mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,6 triliun.

Pemerintah Indonesia dan China kemudian membagi dua beban cost overrun itu. Pihak Indonesia harus membayar sekitar US$720 juta atau setara dengan Rp11,1 triliun.

Namun, pembayaran biaya tambahan itu lagi-lagi melalui pinjaman dari Bank China.

CBD memberikan pinjaman dana bagi Indonesia untuk membayar cost overrun sebesar US$550 juta atau sekitar Rp8,5 triliun dengan bunga 3,4 persen dan tenor 30 tahun.

Dengan demikian, utang Indonesia untuk pembiayaa proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung mencapai Rp79 triliun.

Dengan bunga sebesar 3,4 persen dan tenor 30 tahun atau 360 bulan, nilai pokok pinjaman yang harus dibayarkan per bulan sebesar Rp79 triliun dibagi 360 bulan atau sekitar Rp219,44 miliar per bulan.

Kemudian, Pemerintah Indonesia harus membayar bunga senilai Rp79 triliun dikalikan 3,4 persen dibagi 360 bulan, sehingga didapat Rp7,46 miliar per bulan. (Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan