Kritik Akademisi pada Jokowi Makin Meluas, Guru Besar dan Dosen Filsafat se-Indonesia Ingatkan Bahaya Pemimpin Lancung

  • Bagikan
Ketua STF Driyarkara Jakarta, Simon Petrus Lili Tjahjadi (Foto: Arya/Fajar)

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Kritik akademisi di berbagai kampus makin meluas. Mereka kompak menegur Presiden Jokowi untuk kembali ke koridor demokrasi.

Salah satunya datang dari ratusan sivitas akademika Sekolah Tinggi Filsafat (STF) dan Teologi seluruh Indonesia. Para guru besar dan dosen filsafat se-Indonesia itu menilai Jokowi menjalankan kekuasaan secara curang dan merusak etika.

Di dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube STF Driyarkara, Ketua STF Driyarkara Jakarta, Simon Petrus Lili Tjahjadi mengingatkan Jokowi dan jajarannya agar bersikap jujur dan adil.

“Kekuasaan yang dijalankan secara lancung akan merusak etika. Kemudian hukum akan ikut rusak juga,” kata Simon, Senin (5/2/2024).

Mereka menyatakan sikap itu dalam 'Seruan Jembatan Serong II'. Mereka mengatakan Mukadimah UUD 1945, Indonesia berdiri agar setiap rakyatnya hidup merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Pemerintah pun dibentuk demi mencapai tujuan itu.

Para guru besar dan dosen itu mengingatkan, negara tidak boleh dikorbankan untuk kepentingan kelompok.

Mereka menyerukan Jokowi mengingat kembali sumpah jabatan untuk berbakti kepada nusa dan bangsa. Jokowi juga diminta untuk berkompas pada hati nurani dan berpegang secara konsekuen pada Pancasila, dasar filsafat dan fundamental moral.

"Kembalikan keluhuran eksistensi Indonesia dengan menghormati nilai-nilai politik yang diwariskan para pendiri bangsa kita, bukan malah merusaknya lewat berbagai pelanggaran konstitusional, dan akal-akalan undang-undang yang menabrak etika berbangsa dan bernegara," ujar Simon.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan