"Hentikan penyalahgunaan sumber daya negara untuk kepentingan pelanggengan kekuasaan. Selain kepada hukum dan prinsip demokrasi, Anda bertanggung jawab kepada Tuhan," tambah Simon.
Di sisi lain, para pemikir itu menyerukan warga Indonesia memanfaatkan hak pilihnya pada Pemilu 2024 secara bijak. Yakni dengan mencermati rekam jejak para calon presiden dan partai pendukungnya.
Kepada pemangku jabatan negara dan pemerintahan, khususnya kepada Jokowi, mereka mengingatkan bahwa bersikap jujur dan adil merupakan cara berpikir dan laku dalam bernegara. Menurut mereka, kekuasaan yang dijalankan secara lancung bakal merusak etika serta hukum.
"Kami mengawasi, khususnya sejak Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang meloloskan putra Anda menjadi calon wakil presiden, Anda makin menjauh dari harapan yang diamanatkan pemilih Anda," pungkasnya.
Pembacaan sikap itu diketahui dihadiri Guru Besar Filsafat Moral Romo Franz Magnis, Filsuf Karlina Supelli, Dosen STF Driyarkara Romo A. Setyo Wibowo.
Seruan itu juga ditandarangabi Armada Riyanto dari STFT Widya Sasana, Malang; Elias Tinambunan dari STFT St. Yohanes, Pematang Siantar; Otto Gusti Madung dari IFTK Ledalero, Maumere; CB Mulyatno dari Fakultas Teologi Wedabhakti, Universitas Sanata Dharma; Barnabas Ohoiwutun dari STF Seminari Pineleng, Minahasa; Y. Subani, dari Fakultas Filsafat Universitas Widya Mandira, Kupang. (Arya/Fajar)