FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kondisi di Timur Tengah semakin chaos. Eskalasi kekerasan kian meningkat usai agresi militer Israel di Gaza.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI pun kini terus siaga memantau kondisi para WNI di daerah-daerah konflik tersebut.
Kemenlu terus memonitor kondisi di Timur Tengah sebagai langkah antisipasi apabila terjadi peningkatan eskalasi yang membahayakan WNI.
Terlebih, jumlah WNI yang berada di wilayah rawan konflik cukup besar. Sebanyak 222 orang WNI berada di Lebanon. Kemudian, 2 orang di Gaza, dan 4.866 orang berada di Yaman.
”Bermacam upaya telah kita lakukan. Komunikasi dengan para WNI hingga update rencana kontinjensi untuk antisipasi jika diperlukan evakuasi terus kita lakukan,” ujar Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kemenlu Judha Nugraha, Selasa (6/2/2024).
Untuk wilayah Lebanon Selatan, KBRI Beirut telah menetapkan wilayah ini kini berstatus Siaga 1. Seperti diketahui, wilayah ini kian memanas setelah dijadikan lokasi pertempuran antara Hizbullah dan Israel. Sementara, wilayah Beirut dan sekitarnya berstatus siaga 2.
Proses evakuasi pun sempat dilakukan pada 49 WNI yang tinggal di Lebanon Selatan beberapa waktu lalu. Mereka direlokasi ke shelter yang ada di KBRI Beirut.
”Tapi, ketika situasi membaik, mereka kembali ke Lebanon Selatan sesuai keinginan. Situasinya memang naik turun di sana,” jelasnya.
Selanjutnya, untuk wilayah Yaman dari 4.866 WNI, 47 orang di antaranya tinggal di wilayah-wilayah rawan yang dikuasai oleh Houthi, yang menjadi sasaran juga serangan dari negara yang lain, utamanya yang ada di Sana'a, dan di Hudaida.