FAJAR.CO.ID, JAKARTA— Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (Sekjen PKB) Jazilul Fawaid heran ada yang menuduh suara kritis akademisi ke rezim Presiden Jokowi dianggap bagian dukungan ke salah satu pasangan calon di Pilpres 2024.
“Suara guru besar, suara akademisi masuk dalam desain elektoral, nggak ada itu, jangan menuduh guru-guru yang ikhlas yang menyampaikan dengan hati nuraninya terus menganggap sebagai politisasi,” kata Jazilul.
“Siapa yang mempolitisasi?,” sambungnya dikutip dari tayangan YouTube Catatan Demokrasi TvOne.
Dia melanjutkan jika kejadian tersebut sudah saatnya dijadikan sebagai sebuah peringatan agar tidak menginjak-injak demokrasi.
“ Ini mengetuk suara dari mengetuk hati dari kekuasaan yang ada saat ini jangan demokrasi diinjak-injak itu mahal harganya,” jelasnya.
Dia mengingatkan kalau-kalau terjadi gerakan massa bisa saja menumbangkan rezim. Untuk itu, dia mengingatkan jangan sekali-kali meremehkan suara dari kampus.
Terlebih dituduh gerakan tersebut sebagai partisipan yang digerakkan oleh kelompok tertentu.
“Kalau terjadi kemudian gerakan massa yang menumbangkan rezim ini oleh sebab itu suara kampus jangan diremehkan dan jangan dituduh itu partisan itu diatur kelompok tertentu,” jelasnya.
Padahal menurutnya sudah sejak lama banyak yang mengingatkan persoalan ini. Tetapi, banyak yang menolak untuk menerimanya.
“Justru waktunya sudah banyak yang mengingatkan, sudah banyak yang memberikan nasehat tapi kopeh dan cenderung sombong, nggak ingin diingatkan,” sambungnya.