FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kunjungan Kerja (Kunker) Wakil Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), Komjen Pol Agus Andrianto di kota Makassar terasa spesial.
Pasalnya, selain melakukan bakti sosial seperti 10 paket umrah khusus untuk penggali kubur dan pemandi jenazah, juga menyalurkan beasiswa kepada ratusan mahasiswa.
Yang paling menarik, penyaluran beasiswa kepada 120 mahasiswa dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM).
Pasalnya, dengan adanya beasiswa tersebut, para mahasiswa yang kurang mampu akan terbantu untuk meraih cita-cita mereka di bidang pendidikan.
Menurut informasi, penyaluran beasiswa itu merupakan inisiasi dari Kapolda Sulsel, Irjen Pol Andi Rian R. Djajadi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sulsel.
Mengingat, Andi Rian baru saja mengemban tugas di Polda Sulsel sebagai Kapolda setelah 32 tahun berkarir di luar Sulsel.
Niat yang baik dan tulus, tetap akan mendapatkan sorotan negatif jika dipandang pada sisi lain. Begitupun dengan penyaluran beasiswa tersebut.
Hal itu dikarenakan berada pada momen perjalanan menuju peristiwa Pilpres yang penuh ketegangan belakangan ini.
Memandang hal tersebut, Pakar Ilmu Politik Unhas Makassar, Prof Sukri Tamma mengatakan, asumsi negatif terkait beasiswa itu tidak boleh langsung dinyatakan begitu saja.
"Tentu kita tidak bisa langsung menyatakan bahwa itu adalah bagian dari intervensi kemudian didorong oleh kritikan akademis dari Jokowi," ujar Prof Sukri kepada fajar.co.id, Rabu (7/2/2024).
Menurut Prof Sukri, sulit untuk mengatakan hal itu sebagai bagian dari intervensi, apalagi dikaitkan untuk meredam kondisi di dalam kampus.
"Sulit untuk kita mengecam karena tidak ada pernyataan atau tidak ada hal yang bisa membuktikan, bahwa kemudian itu dikaitkan bisa saja dalam upaya untuk meredam kondisi di kampus barangkali," tukasnya.
Prof Sukri bilang, sentilan-sentilan itu hanya kemungkinan karena menurutnya bisa jadi penyaluran beasiswa tersebut merupakan kebijakan dari kepolisian.
"Untuk memberi sumbangsi ikut terlibat dalam upaya mendorong pendidikan buat anak bangsa, dalam hal ini adalah mahasiswa dengan menyalurkan beasiswa," Prof Sukri menuturkan.
Tambahnya, dalam situasi saat ini, bisa saja ada pihak yang mengaitkan, namun harus diletakkan dalam rangka objektif.
"Karena kalau misalnya memang itu kritikan dan seterusnya, kan tentu banyak sekali kampus dari akademisi memberikan kritik pada pemerintah," timpalnya.
Disebutkan Prof Sukri, jika semua kritikan itu harus dijawab dengan beasiswa, maka bukan hanya mahasiswa Unhas dan UIN yang bakal menerima.
"Tapi mungkin kita melihatnya itu bagian dari keinginan polri yang ikut terlibat dalam mencerdaskan bangsa," imbuhnya.
Diakui Prof Sukri, sorotan itu bisa saja muncul, terlebih penyaluran beasiswa yang diberikan beberapa hari menjelang Pemilu.
"Kemudian diberikan ke kampus beberapa hari menjelang pemilu dan kemudian setelah ada beberapa gejolak misalnya dari kegiatan civitas akademik di kampus dan diberikannya, orang mungkin bisa (menerka, red), masih membutuhkan pembuktian," kuncinya.
Sebelumnya, Wakapolri Komjen Agus Andrianto, menyerahkan bantuan beasiswa kepada 120 kepada mahasiswa.
Dari informasi yang didapatkan, 120 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa itu berasal dari Unhas dan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM).
Dikatakan Agus, khusus Unhas terdapat 80 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa. Sementara UINAM, terdapat 40 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa.
Agus bilang, penyerahan bantuan beasiswa tersebut berkat inisiatif dari Kapolda Sulsel, Irjen Pol Andi Rian R. Djajadi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sulsel.
"Penyerahan beasiswa untuk membantu mahasiswa yang belum terima beasiswa dan belum punya kartu indonesia pintar (KIP)," ujar Agus di Unhas Hotel & Convention, Rabu (7/2/2024).
Di hadapan para mahasiswa, Agus berpesan agar dimanfaatkan dengan baik, agar ilmu yang didapat bisa bermanfaat bagi negara.
"Belajarlah bersungguh-sungguh kepada mereka yang beruntung maupun tidak ya, karena masa depan bangsa ini bergantung pada mahasiswa ini," Agus menuturkan.
Tambahnya, beasiswa yang diberikan dalam bentuk uang senilai Rp8 juta itu akan diberikan setiap bulan.
"Beasiswanya dalam bentuk (uang) Rp 8 juta setiap bulan, selama delapan bulan," ucapnya.
Agus berharap, beasiswa ini berlanjut terus dan kedepan mahasiswa yang menerima bisa semakin bertambah.
Diakui Agus, dirinya sempat mengimbau kepada Forkopimda agar kedepannya penyaluran beasiswa ini terus berjalan, agar bisa dinikmati mahasiswa yang lain.
"Kedepannya biaa lebih menggali potensi-potensi lain yang tentunya tidak menyalahi ketentuan dalam mengalokasikan lebih banyak lagi, teman-teman kita yang belum beruntung itu bisa mendapatkan kesempatan ke depannya," kuncinya. (Muhsin/Fajar)