Guru Besar dan Dosen Merasa Terhina Dituduh Partisan dan Ditunggangi, Kian Memperkuat Tuntutan

  • Bagikan
Sivitas akademika UGM yang terdiri dari guru besar, dosen, mahasiswa dan alumni membacakan Petisi Bulaksumur di Balairung UGM.

"Saya takut, semakin ada penolakan, apalagi ada tuduhan bahwa kami partisan dan ada motif politik dan telah dikendalikan, maka saya yakin tuntutan akan semakin kuat," tegasnya.

Tuduhan yang menyebut deklarasi kampus-kampus oleh para guru besar sebagai partisan membuat para guru besar dan dosen merasa terhina.

Alasannya, salah satu tugas dewan guru besar dan Universitas adalah penjaga moral bangsa. "Kita ini adalah pemikir bangsa. Kita memberikan masukan karena kita melihat fenomena di masyarakat. Justru kita dituduh yang tidak-tidak," katanya.

Prof Koentjoro mempertanyakan pihak yang telah menunggangi para guru besar dan dosen UGM jika disebut telah ditunggangi dan menjadi partisan.

"Kalau UGM bersuara kemudian disebut menjadi partisan dan ditunggangi, lalu siapa yang menunggangi," ujarnya.

Beberapa calon presiden maupun orang-orang besar di belakang calon presiden merupakan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Pak Ganjar dengan Pak Mahfud alumni Gajah Mada, Pak Jokowi juga. Pak Airlangga Hartarto dari Gajah Mada. Kemudian di belakang Pak Jokowi banyak orang Gajah Mada. Lalu kami berpihak pada siapa kalau dikatakan kita berpihak ya," ujarnya.

Petisi UGM itu merupakan ungkapan cinta kepada Jokowi, karena melihat ada reaksi di masyarakat. "Maka kami mengingatkan, tolong Pak Jokowi kembali kepada nilai-nilai. Kedua, kembali kepada demokrasi Pancasila," tuturnya. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan