FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kolektor benda pusaka tidak hanya sekadar hobi. Kecintaan terhadap benda peninggalan leluhur ini bisa bantu lestarikan budaya.
Wahyu Munandar dari perwakilan Galeri Pusaka Bugis Makassar (GPBM) misalnya. Awalnya dia hanya hobi mengumpulkan benda pusaka, tetapi belakangan dirinya sadar keberadaan benda pusaka kian tergerus.
Menurutnya, perkembangan teknologi informasi membuat anak muda milenial kurang meminati benda pusaka, tetapi mereka lebih gemar main sosial media.
"Hobi (koleksi benda pusaka), ini berangkat dari keresahan kita sebagai pemuda Bugis Makassar bahwa sekarang anak milenial ternyata buta dan tidak paham tentang benda-benda peninggalan warisan budaya luhur mereka," katanya kepada fajar.co.id, Jumat (9/2/2024).
Wahyu mengungkapkan, mengoleksi benda pusaka adalah kepuasan hati tersendiri bagi kolektor. Setiap benda itu nilai dan filosofi yang terkandung di dalamnya.
"Tidak hanya bentuknya, jenisnya, keunikannya, dan bendanya, ternyata mengoleksi benda itu ada nilai yang kami dapatkan khususnya bagi kami kolektor. Ada kepuasan hati," katanya.
"Salah satunya adalah keris, badik, parang, alameng, tombak adalah warisan budaya tak benda yang telah diberikan oleh kementerian pendidikan 2014 dan di 2005 telah UNESCO memberikan penghargaan kepada salah satu benda pusaka kita yaitu keris sebagai benda pusaka dunia juga," lanjutnya.
Wahyu dan komunitasnya bercita-cita mengenalkan benda pusaka ini kepada kaum milenial. Sejumlah program pun dilakukan untuk menunjang itu.