"Psikologi politik yang dirugikan adalah pemilih Anies dan Ganjar, karena mereka merasa bahwa percuma memilih Anies dan Ganjar, bagaimana pun juga Prabowo yang akan menang,"urainya.
"Kita lihat hasil survei dari 5 lembaga survei, ini sudah menunjukkan di atas 50 persen.
Ini bisa kita asumsikan narasi kecurangan pemilu menggerus pemilih Anies dan Ganjar,"tambah Ali.
Kalau ini berlangsung, bisa jadi apatisme terhadap pemilu dan itu terjadi di pemilih Anies dan Ganjar dan menjadi apatis dan tidak datang pencoblosan hari H
"Itu menjadi penyebab Prabowo memang satu putaran,"ujar Ali.
Ada sejumlah rentetan kecurangan yang membuat publik jadi pesimis dan apatis.
Dimulai masuknya Gibran di bursa cawapres, kemudian pelanggaran etik di MK, beberapa isu cawe-cawe Jokowi, isu dilontarkan Aiman keterlibatan polisi memenangkan paslon 02
Lalu kemudian saat debat baik Anies dan Ganjar membuka pidato mereka dengan wacana bahwa pemilu dicurangi, dan terakhir adalah pelanggaran etik ketua KPU.
"Ini akan menimbulkan apatisme publik terhadap pemilu, yaitu pemilih Anies dan Ganjar,",ungkapnya.
"Kalau angka partisipasi publik rendah, berarti wacana ini menyerang Anies dan Ganjar, kalau di atas 75 atau 80 persen berati yang dirugikan Prabowo Gibran,"tutup Ali.
(Ikbal/fajar)