FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming menyebut film Dirty Vote berisi fitnah. Itu ditanggapi putri presiden ke-4, Gus Dur, Alissa Wahid.
Koorfinator Nasional Jaringan Gusdurian itu membeberkan, film tersebut melibatkan tiga pakar hukum tata negara. Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari.
“Dirty Vote. Diisi oleh 3 Pejuang Demokrasi yang dihormati oleh para aktivis se-Indonesia. Rekam jejak & kredibilitas jelas,” ungkapnya dikutip fajar.co.id melalui X, Senin (12/2/2024).
Belum lagi, kata dia, film itu diprosuksi WatchDoc. Disutradarai oleh jurnalis investigasi, Dandhy Laksono.
“Diproduksi oleh WatchDoc, produsen film² dokumenter, penerima penghargaan Magsaysay Award yang dianggap sebagai Nobel Asia,” ujarnya.
Karenanya, jika ia ditanya apakah percaya film itu. Ia menegaskan dirinya percaya.
“Percaya? Ya iyalah,” tegasnya.
Ia menerangkan, Bivitri, tang kerap disapa Bibip. Pernah ia lihat langsung berdebat dengan Presiden Jokowi.
“Saya pernah lihat langsung mba Bibip berdebat dengan pak Jokowi di istana, waktu kami perjuangkan penyelamatan KPK. Sangat bernas, solid argumen & BERANI,” terangnya.
Begitu pula dengan dosen Universitas Andalas, Feri Amsari. Ia menyebut selama ini Feri sangat konsisten menyuarakan anti korupsi.
“Uda Feri Amsari konsisten banget untuk anti korupsi. Argumen di Dirty Vote itu berbasis data publik,” ucapnya.
Begitu pula dengan Zainal Arifin Mochtar. Deden Universitas Gadjah Mada, yang kerap disapa Uceng.