Golput dalam Prespektif Islam

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Menjelang peristiwa Pemilu, tidak sedikit orang yang memilih untuk menjaga jarak dari hiruk pikuk politik. 

Mereka termasuk dalam golongan yang memilih untuk tidak menentukan pilihan, yang sering disebut dengan istilah "golput". 

Alasan di balik keputusan mereka tersebar luas, masing-masing dengan cerita dan keyakinan yang berbeda.

Ulama kota Makassar KH Sudirman memberikan tanggapannya mengenai sikap yang acapkali ditunjukkan sebahagian orang pada peristiwa Pemilu. 

"Tentang golput, biasa disebut dengan golongan putih, tentu suatu golongan yang memilih untuk tidak memilih dalam hal demokrasi kita," ujar KH Sudirman kepada fajar.co.id, Selasa (13/2/2024).

Dijelaskan KH Sudirman, dalam demokrasi, pilihan golput diakui merupakan tindakan yang sah tapi tidak terhormat. 

"Cuma tidak terhormat, tidak terpuji dalam pandangan demokrasi karena sebuah negara demokrasi sangat ditentukan oleh berapa keterlibatan masyarakat dalam memberikan hak-hak suaranya," KH Sudirman menuturkan.

KH Sudirman bilang, sehat tidaknya sebuah demokrasi diukur dari berapa besarnya hak pemilih untuk menyalurkan aspirasi suaranya saat Pemilu. 

"Kita memang ada pekerjaan besar untuk mengurangi tingkat golput dari waktu ke waktu," ucapnya.

Dalam sudut pandang agama, kata KH Sudirman, memilih pemimpin hukumnya mubah atau boleh. Sesuatu yang terhormat, baik dan mulia. 

"Ikut Pemilu dengan pilihan demokrasi sebagai jalur pengangkatan pemimpin yah sesuatu yang terhormat, mulia, baik," sebutnya. 

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan