KH Sudirman mengatakan, dirinya tidak berani mengatakan dosa jika hal suara seseorang tidak dipergunakan meskipun ada panggilan untuk memilih di TPS.
"Cuma saya tidak mau mengatakan sebaliknya bahwa berdosa. Tidak juga. Tapi paling tidak, termasuk kurang beretika dalam pandangan politik ketika diberikan hak lalu kita menolak," cetusnya.
"Memberi suara pada jalur Pemilu adalah kehormatan, menolak itu bisa jadi Kesombongan politik namanya. Kecuali mungkin banyak sebab orang tidak memilih. Sehingga tidak bisa juga dipukul rata," lanjutnya.
KH Sudirman kemudian menyinggung orang-orang yang rajin memberikan komentar namun tidak menghadirkan solusi.
"Hanya suka mengoreksi tapi tidak memberikan solusi. Saya kesimpulannya pada orang memilih golput itu sah. Tetapi tidak bagus, etis, dan terhormat," tukasnya.
Di saat ada kerusakan, ketidaklengkapan, dan kesempurnaan, sistem demokrasi di Indonesia, tutur KH Sudirman, maka itu merupakan tugas setiap warga negara untuk memperbaiki.
"Perbaiki dengan tidak memilih apatis. Cuek dan pada akhirnya diam tidak jelas. Pada akhirnya yang terpilih, kalau golputnya besar semakin kebijakan masa depan pemimpin, semakin tidak jelas untuk bangsa kita," tandasnya.
(Muhsin/fajar)