"Itu artinya, dengan mendorong pertumbuhan pariwisata dan ekonomi kreatif berarti mendukung ekonomi kerakyatan," kata Taufan.
Dikatakannya, terdapat 8 tantangan untuk menuju Pariwisata Emas Indonesia 2045. Pertama, meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
Kedua, menuntaskan persoalan mahalnya transportasi udara menuju destinasi wisatadi Indonesia.
"Ketiga, keberpihakan pemerintah daerah terhadap pariwisata dan ekonomi kreatif. Keempat, meningkatkan kualitas layanan destinasi wisata," ujarnya.
Lalu yang kelima, meningkatkan kualitas layanan destinasi wisata. Keenam, eningkatkan kualitas SDM pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Ketujuh dan kedelapan itu, kebijakan bebas visa kunjungan dan Big Data pariwisata Indonesia," imbuhnya.
Untuk meningkatkan kunjungan wisman, lanjut Taufan, diperlukan promosi masif di negara-negara asal wisman. Selain itu, dibutuhkan juga memaksimalkan peran kedutaan dan menghadiri acara-acara pameran terkait pariwisata di dunia.
"Kongkritnya nanti bisa mendirikan Indonesia Tourism Agency di luar negeri dan meningkatkan anggaran promosi pariwisata," jelasnya.
Terkait sektor transportasi, Taufan memaparkan, perlu dibuat kebijakan untuk menuntaskan persoalan mahalnya tiket pesawat. Salah satunya dengan memberikan insentif avtur untuk maskapai yang memiliki rute ke daerah wisata.
"Sementara untuk membuka rute baru ke daerah wisata, pemerintah bakal memberi subsidi berupa garansi 50% seat terbayar. Pemerintah juga bisa memberikan subsidi harga tiket pada periode tertentu," sambungnya.