Gen Z Kenang Pandemi Covid-19, Kehilangan Masa Remaja untuk Bersosialisasi

  • Bagikan

Covid-19 pernah menjadi momok bagi pelajar. Banyak yang mengaku bosan belajar di rumah dan kehilangan teman. Bagaimana kini?

Arya-Erfyansyah
Makassar

Irgy bergegas: mengikat tali sepatunya, mengambil tas, lalu menyalakan mesin sepeda motornya. Tiga menit kemudian, ia menancap gas.

Tujuannya UIN Alauddin Makassar. Letaknya di Jalan Yasin Limpo, Gowa. Kampus Hijau itu berjarak 2 kilometer dari rumahnya.

Irgy adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi semester VI. Ia orang asli Bulukumba, kabupaten dengan jarak tempuh empat jam dari Kota Makassar—Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan.

Ia lahir, dan besar di Bulukumba. Lalu pada 2021 ke Gowa berkuliah.

Pada 2020, saat Indonesia diumumkan berstatus pandemi Covid-19, Irgy masih duduk di bangku kelas XI SMA Negeri 10 Bulukumba.

“Itu hari-hari yang berat,” kata Irgy. Mengenang masa paceklik itu.

Orang-orang panik. Stasiun televisi terus memberitakan kematian akibat virus yang konon berasal dari China itu.

Masa-masa awal pandemi itu, kehidupan masyarakat di kampung Irgy, Desa Bonto Matene, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, itu, sontak berubah.

Masyarakat yang mayoritas petani, membatasi aktivitas ke sawah. Pekerja kantoran bekerja dari rumah. Sementara anak sekolah, diminta bersekolah dari rumah.

“Umur saya 16 tahun waktu itu,” ujarnya.

“Hari-hariku di rumah terus”.

“Mau keluar, untuk main sama teman tidak bisa,” ujarnya.

“Bikin stres,” ucapnya.

Jaringan internet waktu itu juga belum terlalu bagus di rumah.

Berbulan-bulan kemudian, ia menyadari mesti melakukan hal positif. Agar tidak tenggelam dalam kekalutan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan