FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Di tengah gemuruh pandemi Covid-19 yang melanda dunia beberapa tahun lalu, Nur Elly, seorang mahasiswi dari Butta Toa Bantaeng, memiliki cerita yang menginspirasi tentang bagaimana dia menghadapi tantangan besar tersebut.
Ketika masih duduk di kelas XI SMA, kehidupannya tiba-tiba berubah drastis saat aktivitas di sekolah langsung ditutup dan pembelajaran dialihkan ke ranah daring.
Bagi Elly, perubahan ini tidak hanya membawa berbagai perasaan, tetapi juga menyisakan kebingungan di dalam hatinya.
Di satu sisi, dia yang saat itu belajar di SMAN 2 Bantaeng merasa senang karena dapat belajar dari rumah tanpa harus bangun pagi-pagi dan berangkat ke sekolah.
Namun di sisi lain, dia juga merasa sedih dan terkejut. Masa remajanya yang seharusnya diisi dengan kegiatan bersama teman-teman sebaya terhenti, dan dia merasa terisolasi di rumah.
"Lebih ke terkejut juga," kata wanita 21 tahun itu.
Meski demikian, Elly tidak membiarkan dirinya terpuruk oleh situasi tersebut.
Dia memilih untuk melihat sisi positif dari perubahan yang terjadi dan mencari cara untuk tetap produktif di rumah.
Elly memanfaatkan waktu luangnya untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya yang terpendam, seperti membaca buku, menulis cerita pendek, dan memasak bersama ibunya.
Hanya saja, sistem pendidikan di masa pandemi itu dikeluhkan Elly. Sebab harus beradaptasi dengan sistem baru yang ditetapkan pemerintah.
"Sangat terganggu, khusus pada proses pembelajaran di sekolah," cetusnya.
Bahkan, Elly mengatakan pembelajaran yang diterapkan saat itu tidak efisien karena proses belajar dan mengajar di sekolah dialihkan melalui daring.