FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kemungkinan Partai NasDem berpindah koalisi dinilai terlalu dini. Hal itu diungkapkan pengamat politik Universitas Padjadjaran Caroline Paskarina.
"Saat ini masih cukup dini untuk menyatakan pindah koalisi, apalagi penetapan hasil pemilu belum dilakukan, dan pembentukan kabinet juga belum dilakukan," kata Caroline saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin, (19/02/2024)
Caroline menilai pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (18/2) malam, untuk memastikan hasil penghitungan suara dapat diterima oleh semua pihak yang berkontestasi.
"Oleh karena itu, upaya-upaya untuk pendekatan akan mulai dilakukan agar hasil pemilu dapat diterima, dan potensi penolakan, bahkan gugatan dapat diminimalkan," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Jokowi menyebut pertemuannya dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (18/2), untuk menjadi "jembatan" atau menjembatani sesuatu.
"Ini baru awal-awal. Nanti kalau sudah final, kami sampaikan. Akan tetapi, itu sebetulnya saya hanya menjadi 'jembatan', yang paling penting 'kan nanti partai-partailah," ujar Jokowi usai peresmian RS Pusat Pertahanan Negara Panglima Besar Jenderal Soedirman dan 20 rumah sakit TNI, di Jakarta, Senin.
Jokowi tidak menjelaskan detail apa yang dimaksud dengan menjadi "jembatan".
Ketika ditanya mengenai hal tersebut, Presiden hanya mengatakan bahwa dirinya ingin menjadi "jembatan" bagi semua pihak.