FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Usai Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), resmi dilantik oleh Presiden Jokowi jadi pembantunya, sejumlah desas-desus berseliweran membahas terkait partai berlambang mercy itu. Khususnya perosalan begal partai yang pernah membuat elite Demokrat geram dengan kelakuan Moeldoko.
"Per hari ini, Jokowi sah rekonsiliasi dengan AHY yang didapuk jd menteri ATR. Selanjutnya, paling banyak ditunggu, kira-kira apa isi pembicaraan AHY dan Moeldoko setelah satu barisan. Keren ya politik kita 🙃," tulis pegiat media sosial Adi Prayitno melalui akun twitternya, @Adiprayitno_20, dikutip Rabu (21/2/2024).
Terkait pernyataan tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, memberikan jawaban diplomatis.
"Buat aku sepanjang pak Moeldoko tidak minta maaf atas apa yang dia lakukan, selamanya dia tetap lawan. Beda kalau dia minta maaf bolehlah kita buka kembali lembaran baru dan kembali berkawan," tulis Jansen melalui akun twitternya, @jansen_jsp.
Karena, kata dia, hampir dua tahun dirinya secara pribadi dan banyak teman lain lelah, dag dig dug, kurang tidur, habis tenaga sampai biaya atas yang dia perbuat ke Demokrat sehingga mengganggu konsolidasi partainya.
"Walau di sisi lain yang dia lakukan itu juga jadi 'yurisprudensi' baru bagi keamanan semua partai di Indonesia. Karena sekarang sudah ada kepastian bahwa 'tidak boleh ada orang tidak punya KTA partai, jadi Ketua Umum di Partai yang mau dia ambil atau kudeta itu'. Paling minimal dia harus punya KTA dulu," tambahnya.