FAJAR.CO.ID, MAKASSAR– Nasib pimpinan partai politik di Sulsel berbeda-beda. Sebagian dari mereka sukses unjuk gigi di ajang Pileg 2024. Sukses mendulang suara besar.
Namun, beberapa juga justru berada dalam kondisi sebaliknya. Masih berebut kursi, kalah bersaing, bahkan ada juga yang memutuskan lempar handuk sebelum pertarungan dimulai. Akhirnya, mereka tidak terlibat dalam kontestasi pileg.
Perolehan prestisius pada Pileg kali ini ditorehkan oleh tiga partai besar, Gerindra, Nasdem, dan Golkar. Dua diantaranya sukses menambah kursi Senayan secara signifikan dari dua dapil yang berbeda. Nasdem menambah satu kursi di dapil 1 dan Gerindra menambah dua kursi, masing-masing satu kursi di dapil 2, dan satu kursi di dapil 3.
Tentu saja ini tidak lepas dari kerja keras dan kerja cerdas para pemimpin Partai. Misalnya Gerindra, kesuksesan mereka tentu tidak lepas dari kerja efektif Andi Iwan Darmawan Aras sebagai Ketua DPD Gerindra Sulsel.
Tidak main-main, dari tiga dapil yang ada Gerindra sukses mendulang 544.545 suara sementara. Itu bersumber dari dapil Sulsel 1 sebesar 93.476 suara, dapil Sulsel 2 sebanyak 263.240 suara, dan 187.829 suara dari dapil Sulsel 3.
Sekretaris DPD Gerindra Sulsel, Darmawangsyah Muin mengatakan, pihaknya sudah pasti mengunci lima kursi DPR RI. Masing-masing satu kursi di dapil Sulsel 1, 2 kursi di dapil Sulsel 2, dan 2 kursi di dapil Sulsel 3. "Jadi sementara ini kami dapat lima kursi,” kata dia kepada FAJAR, Rabu, 21 Februari.
Kemudian Nasdem berada di posisi runner up dengan meraup total suara sementara 491.342. Masing-masing 123.756 di dapil Sulsel 1, kemudian 115.419 di dapil Sulsel 2, dan 252.167 suara di dapil Sulsel 3.
Ketua OKK DPW Nasdem Sulsel, Andi Tobo Haeruddin mengatakan, pihaknya juga sudah mengunci lima kursi. "Kami bisa kunci 2 kursi di dapil Sulsel 1, 2 kursi di dapil Sulsel 3, dan 1 kursi di dapil Sulsel 2. Jadi semuanya lima kursi,” terangnya.
Sedangkan Golkar, menguntit di belakang Nasdem dengan perolehan sementara mencapai 451.641 suara. Itu disumbang dari dapil Sulsel 1 sebesar 115.914, kemudian 195.396 dari dapil Sulsel 2, dan 140.331 dari dapil Sulsel 3.
Jejak ketiga partai ini sukses diikuti oleh PDIP dan PAN. Hanya saja, capaiannya tidak prestisius. Keduanya diprediksi hanya akan mempertahankan kursi yang ada, bahkan berpeluang menurun.
Untuk PAN, Ashabul Kahfi sepertinya masih berhasil mempertahankan tiga kursi. Namun bagi PDIP, Andi Ridwan Wittiri masih terancam, sebab kursinya berpotensi direbut di semua dapil.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan beberapa partai menengah ke atas lainnya. Seperti halnya Demokrat, PKB, maupun PPP. Sebab, perolehan kursi mereka menunjukkan tren menurun dan terancam berkurang.
PPP berpeluang tidak meraih kursi di dapil Sulsel 3, sehingga hanya bertahan dua kursi. PKB terancam kehilangan kursi di dapil 1 sehingga harus berebut dengan Demokrat. Kemudian Demokrat sendiri berpeluang kehilangan kursi di dapil Sulsel 1.
Pengamat Politik Unhas, Andi Lukman Irwan menilai, secara tidak langsung ini memiliki keterikatan dampak Pilpres. Gerindra dan Nasdem mendapat ekor jas dari para paslon.
Keterlibatan kerja ketua partai tidak sepenuhnya berdampak. Mereka terbantu dengan hal itu. Sebab jika memang ketua partai kerja maksimal, maka seharusnya semua ketua partai mendapatkan suara tertinggi.
Namun nyatanya tidak, Ketua Gerindra Sulsel AIA kalah dari Andi Amar Ma'ruf Sulaiman, Ketua Golkar Taufan Pawe kalah dari Nurdin Halid dan Supriansa. Kemudian Ketua Demokrat Sulsel, Ni'matullah kalah dari Muzakkir Aqil.
"Maka ini ada kaitannya juga dengan Pilpres. Gerindra dan Nasdem dapat efek bagus, sementara yang lain tidak. Ditambah lagi ketua partai yang kurang antisipatif, sehingga banyak yang kalah suara dari kadernya,” terangnya. (*/fajar)