Caleg Milenial Fenomenal di Dapil Sulsel 2, Ungguli Petahana Senayan

  • Bagikan
Andi Amar Ma'ruf Sulaiman (Gerindra), Ismail Bachtiar (PKS), dan Teguh Suwardi Saleh (Nasdem).
Andi Amar Ma'ruf Sulaiman (Gerindra), Ismail Bachtiar (PKS), dan Teguh Suwardi Saleh (Nasdem).

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR--Calon Legislatif (caleg) milenial berhasil bersaing di Daerah Pemilihan (Dapil) yang dijuluki sebagai dapil "Neraka" di Sulsel 2 DPR RI. Dapil ini dihuni banyaknya politikus senior dan mantan kepala daerah yang memperebutkan sembilan kursi.

Di sisi lain, beberapa petahana juga berhasil ditundukkan oleh para Caleg milenial, antara lain Andi Rio Idris Padjalangi, Andi Akmal Pasluddin, dan Andi Muawiyah Ramli.

Bukan hanya itu, terdapat beberapa pendatang baru yang berhasil mencuri perhatian, seperti Bupati Bone dua periode Andi Fahsar Mahdin Padjalangi, Wali Kota Parepare dua periode Taufan Pawe, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid, dan Ketua Demokrat Sulsel Ni'matullah.

Sebanyak tiga caleg milenial juga berhasil bersaing di antara politikus besar, yaitu Andi Amar Ma'ruf Sulaiman (Gerindra), Ismail Bachtiar (PKS), dan Teguh Suwardi Saleh (Nasdem).

Berdasarkan pantauan FAJAR di portal KPU, progres 6391 dari 9258 TPS (69,03 persen), Andi Amar Ma'ruf Sulaiman meraih suara sebanyak 114.818. Suaranya terbanyak di Dapil 2 Sulsel. Putra Mentan Amran Sulaiman itu bahkan mengungguli petahana Andi Iwan Darmawan Aras (102.706).

Kemudian Ismail Bachtiar meraih suara 39.129 mengalahkan petahana PKS Andi Akmal 28.691. Ismail saat ini duduk di DPRD Sulsel, dia juga Jubir Anies-Muhaiman pada Pilpres 2024.

Selanjutnya Teguh Iswara Suardi meraih suara 34.352. Teguh dikenal sebagai anak dari Bupati Barru Suardi Saleh. Selain itu, Teguh juga merupakan menantu dari mantan Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu.

Teguh mengatakan, dorongan dari masyarakat dan milenial membuatnya maju di Pileg 2024. Apalagi, pemerintah yang selalu menggaungkan untuk menyambut Generasi Emas 2045.

"Tahun ini memang generasi muda baik itu milenial dan gen Z itu dari sisi pemilih lebih dominan," katanya kepada FAJAR.

Teguh berharap agar keterwakilan kaum milenial lebih banyak lagi kedepannya. Menurutnya Pemilu 2024 ini merupakan momentum yang bagus untuk kaum milenial maju.

"Karena kalau kita lihat presentasi di 2019 lalu pemuda nya itu masih kurang. Tahun ini harapannya tingkat keterwakilan pemuda bisa meningkat," harapnya.

Pengamat Politik Unismuh Makassar Andi Luhur Prianto menuturkan, keberhasilan caleg muda milenial ini menembus ketatnya persaingan, harus dilihat secara proporsional.

Menurutnya, ada yang sudah punya pengalaman dan yang lainnya didukung oleh kekuatan politik kekuasan serta modal politik keluarga.

"Sebenarnya tokoh politik muda ini punya privilege yang berbeda dengan politisi muda lainnya. Mereka punya modal finansial yang besar, punya akses pada kekuasan formal, bahkan mereka bisa mengintegrasikan kegiatan pemerintahan dengan agenda politiknya," katanya.

Akan tetapi apapun itu, anak muda berhasil menundukkan lawan-lawan dari politisi kawakan, yang juga modal ekonomi politik besar.

"Kepada anak muda kita berharap mereka merepresentasi aspirasi kita di Senayan," ungkapnya.

Pengamat Politik UINAM Prof Firdaus Muhammad mengatakan, gerakan politik kaum milenial cukup fenomenal. Mereka berhasil mewarnai perpolitikan kekinian bahkan berhasil melambung politikus senior.
"Mereka masif memasuki komunitas milenial dan mampu meyakinkan pemilih selain komunitas milenial," jelasnya.

Mereka juga didukung finansial memadai, anak pengusaha, anak menteri, dan ketokohan orang tua. Artinya, memiliki modal politik, ketokohan, dan pola gerakan politik yang tepat.

"Diharapkan mereka mampu beradaptasi di parlemen, bekerja sesuai kerja politik untuk berkontribusi, bukan hanya mampu meraup suara," ucapnya. (ams/ham)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan