FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Said Didu, angkat bicara terkait pernyataan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengenai China yang kabarnya berminat untuk membangun pabrik sendok di Indonesia.
Menurut Said Didu, hal ini mengingatkannya pada janji-janji sebelumnya terkait pengelolaan tambang nikel di Indonesia.
"Saat menyerahkan Tambang Nikel ke China, dijanji akan bangun pabrik baterei mobil dan mobil listrik," ujar Said Didu dalam keterangannya di aplikasi X @msaid_didu (24/2/2024).
Dia pun tidak habis pikir sebab sebelumnya ada statement bahwa penyerahan tambang Nikel itu sebagai bagian dari hilirisasi.
"Setelah China menguasai 90 persen nikel kita, ternyata hilirisasinya hanya untuk buat sendok dan garpu," timpalnya.
Said Didu melontarkan kritik tajam terhadap kejadian ini, mengatakan bahwa hal ini mirip dengan modus operandi yang pernah terjadi sebelumnya.
"Modusnya persis seperti Kereta Api (KA) Cepat," tandasnya.
Kritik tersebut juga mengarah pada pertanyaan tentang transparansi dan tujuan sebenarnya dari kesepakatan yang dibuat.
"Ada apa dibalik ini semua?," pungkasnya.
Sebelumnya, Luhut mengungkapkan minat China untuk berinvestasi dalam industri hilirisasi nikel di Indonesia dengan membangun pabrik sendok dan garpu.
Proyek ini akan sejalan dengan pembangunan proyek pabrik petrokimia di Kalimantan Utara (Kaltara).
Luhut menyatakan bahwa pabrik yang akan memproduksi turunan stainless steel ini akan dibangun seiring dengan kelanjutan pembangunan proyek pabrik petrokimia China di Kaltara.