Selain itu, ada relief api yang melambangkan semangat Trikora dan relief bambu runcing sebagai manifestasi sebagai alat perjuangan bangsa Indonesia.
Di puncaknya ada jilatan api sebagai filosofi semangat juang yang tak kunjung padam.

Mandala juga dikelilingi sejumlah kolam yang merefleksikan dibutuhkan kejernihan berpikir dalam perjuangan.
"Jadi bentuk dan desain Monumen Mandala penuh dengan nilai filosofis yang berkaitan dengan perjuangan," kata Aci saat penulis menyambangi lokasi itu, Jumat siang (23/2/2024).
Tinggi monumen Mandala dari bawah sampai penangkal petir sekitar 75 meter. Tetapi untuk menara saja, tingginya 62 meter merefleksikan tahun 1962 saat pembebasan Irian Barat.
Monumen Mandala terdiri dari 4 lantai. Tiga lantai dimaksimalkan untuk museum, sementara lantai di atas difungsikan untuk ruang pandang.
Saat masuk di pintu utama, pengunjung akan langsung berada di lantai 2, untuk lantai 1 harus menuruni tangga berputar, sedangkan lantai tiga harus menaiki lantai berputar.
Koleksi museum di Mandala tidak banyak, koleksi bentuk diorama, relief, dan replika. Di lantai 1, 2, dan 3 masing-masing punya cerita tersendiri.
Di lantai 2 koleksinya 12 diorama bagaimana tahun penting perjuangan pembebasan Irian Barat.
Dimulai bagaimana sejak Indonesia merdeka 1945 tidak diberikan kedaulatan oleh Belanda. Akhirnya Belanda masuk kembali ke Indonesia karena merasa Indonesia belum merdeka dan merasa ingin menjajah lagi.
Barulah setelah konferensi meja bundar 1949 Indonesia diberikan kedaulatan, tetapi Belanda masih mau mengakui bahwa wilayah Irian Barat Pulau Papua itu bukan punya Indonesia, tetapi punya kerajaan Belanda