FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pemilihan Suara Ulang (PSU) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 31 Jalan Andi Tonro 4, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, menarik perhatian.
PSU yang diselenggarakan pada Sabtu (24/2/2024) ini, pasangan Ganjar-Mahfud hanya mendapatkan 1 suara sah.
Andalan dari PDIP itu tidak berhasil meyakinkan warga Jalan Andi Tonro dengan visi dan misinya selama masa kampanye.
Dalam hasil PSU tersebut, pasangan Anies-Muhaimin berhasil mengumpulkan suara terbanyak dengan perolehan 65 suara.
Disusul pasangan Prabowo-Gibran dengan perolehan 42 suara. Sementara itu terdapat 2 suara batal.
Selain perolehan suara yang menarik perhatian, juga terjadi penurunan peserta pemilih yang terbilang mencolok.
Ketua KPPS TPS 031, Salahuddin Al-Ayyubi mengatakan, jumlah pemilih yang tercatat pada pemilihan sebelumnya tidak sebanding dengan jumlah pemilih yang hadir pada PSU kali ini.
Pada proses pemilu sebelumnya, yang digelar pada Rabu 14 Februari 2024, terdapat perbedaan yang sangat signifikan dengan kondisi saat ini.
Pasca PSU, kata dia, terjadi penurunan jumlah pemilih yang hadir sebesar 40 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang telah ditetapkan.
Meskipun proses pemilihan berlangsung lancar dari pagi hingga siang hari, namun hanya sekitar 60 persen dari total DPT yang hadir untuk mencoblos.
"Alhamdulillah lancar, dari pagi pukul 07.30 sampai 13.00. Jadi 60 persen yang datang (mencoblos), jumlahnya 110, kalau DPT 156 yang hadir 110," ujar Salahuddin saat ditemui di TPS 31, Sabtu (24/2/2024).
Salahudin bilang, pemilih yang hadir jauh lebih banyak pada 14 Februari lalu.
Dia menuturkan, pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab dari penurunan jumlah pemilih ini, namun sejumlah faktor seperti kesibukan dan pekerjaan menjadi potensi penghalang bagi warga.
"Kemungkinan sebagian warga memiliki aktivitas lain yang menyita waktu mereka sehingga tidak dapat hadir pada saat pemilihan berlangsung," ucapnya.
Dengan penurunan jumlah pemilih yang signifikan ini, perlu adanya analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi pemilih dalam proses demokrasi.
"Mungkin karena mereka punya aktivitas lain, punya kesibukan yang lain seperti ada yang kerja dan sebagainya, jadi dia tidak sempat hadir," imbuhnya.
Lanjut Salahudin, selain pemilih yang acuh datang ke TPS, juga ketiga saksi dari masing-masing pasangan Capres-cawapres tidak nampak di TPS selama proses berlangsung.
"Kalau saksi, tiga-tiganya tidak ada yang datang, dari pagi sampai selesai," kuncinya.
Untuk diketahui, Kota Makassar menjadi saksi dari gelaran PSU di 10 TPS yang tersebar di lima Kecamatan.
Suasana di TPS ini beraneka ragam, ada warga yang terlihat antusias dan begitu pula sebaliknya.
Di Kecamatan Biringkanaya, TPS 021 di Kelurahan Katimbang dan TPS 036 di Kelurahan Berua menjadi lokasi PSU pertama.
Kemudian, di Kecamatan Ujung Pandang, warga di TPS 002 Kelurahan Bulogading dan TPS 004 Kelurahan Baru turut memberikan suara mereka dengan harapan yang tinggi.
Sementara itu, di Kecamatan Rappapoci, TPS 002 dan 036 di Kelurahan Minasa Upa, serta TPS 020 di Kelurahan Buakana juga melakukan PSU.
Di Kecamatan Tamalate, suasana pun tak kalah menarik di TPS 031 Kelurahan Pa'baeng-baeng dan TPS 028 Kelurahan Barombong. Sebab, warga terlihat malas untuk kembali datang ke TPS.
Terakhir, di Kecamatan Makassar, TPS 003 Kelurahan Maricaya menjadi tempat di mana warga setempat berkumpul untuk kembali memberikan suara mereka. (Muhsin/Fajar)