Proyek ini dibangun oleh perusahaan dari tiga investor China.
Di antaranya Tsingshan, Huayou, dan Zhenshi. Menurut Luhut, sulitnya perusahaan ini menemukan SDM Indonesia yang kompeten menjadi alasan utama banyaknya TKA China yang bekerja di sana.
Menko Marves menjelaskan bahwa ruang kontrol di kawasan industri Weda Bay diisi oleh lulusan yang tidak sesuai dengan bidang, hal ini disebabkan oleh minimnya SDM yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan ini.
Dampak dari kurangnya SDM Indonesia yang terampil ini adalah peningkatan jumlah TKA China yang bekerja di sektor tambang dan smelter.
Hal ini juga mengundang pertanyaan terkait strategi pengembangan SDM yang lebih baik agar Indonesia dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri, sehingga tidak terlalu bergantung pada TKA asing. (fajar)