Dedi Mulyadi: Harga Skincare dan Rokok Naik Diam Saja, Giliran Beras Naik Semua Ribut Serasa Mau Kiamat

  • Bagikan
Dedi Mulyadi. Foto: Antara

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga beras belakangan ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat, terutama bagi ekonomi menengah ke bawah.

Politisi Partai Gerindra, Dedi Mulyadi mengungkapkan keprihatinannya terhadap kenaikan harga beras.

Dedi bahkan turun langsung ke pasar tradisional di Subang Jawa Barat untuk memastikan kondisi sebenarnya.

Hasil pengecekan menunjukkan stok beras, baik yang biasa maupun premium, masih aman. Namun, harga beras premium mencapai Rp 18 ribu per kg.

"Terus-terusan beras harus murah tapi setiap hari perumahan, pabrik, ruko dibangun dengan menggusur sawah," ujar Dedi Mulyadi dalam video tersebut.

"Setiap hari makan nasi dari beras tapi tidak pernah menghargai sawah dan buruh tani," ucap Mantan Bupati Purwakarta.

Ia mengaku heran terhadap masyarakat yang setiap hari mengonsumsi beras namun seringkali tidak menghargai lahan pertanian.

Menurutnya, terus berkurangnya luas sawah akan berdampak pada turunnya produksi beras yang pada akhirnya akan mempengaruhi harga.

Selain itu, ia juga menyoroti pola konsumtif masyarakat, bahwa banyak orang lebih rela menghabiskan uang untuk membeli skincare, rokok, HP, motor, dan baju, namun ribut saat harga beras naik.

"Harga skincare, rokok, HP, motor, baju naik diam saja tetap pada beli, giliran harga beras yang naik ribut semuanya serasa dunia mau kiamat," cetusnya.

Sebagai contoh, untuk satu paket skincare, seseorang bisa mengeluarkan minimal Rp 150 ribu per bulan.

Begitu juga dengan rokok, di mana orang rela merogoh kocek minimal Rp 20 ribu per hari.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan