FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrat, Benny K Harman, mengungkapkan pandangannya terhadap suasana politik pasca-Pemilu dengan analogi yang menarik.
Ia menyamakan Pemilu dengan pertandingan sepak bola, di mana ada yang menang dan ada yang kalah.
Dalam pernyataannya, Benny K Harman mengibaratkan Pemilu seperti sebuah pertandingan sepak bola yang penuh dengan emosi dan persaingan.
"Pemilu itu seperti permainan sepak bola, pasti ada yang kalah dan ada yang menang," ujar Benny dalam keterangannya di aplikasi X @BennyHarmanID (5/3/2024).
Benny K Harman juga menyoroti reaksi yang biasanya muncul dari pihak yang kalah dalam Pemilu.
Menurutnya, hal ini mirip dengan reaksi tim yang kalah dalam pertandingan, di mana seringkali terdapat tuduhan curang, kesan wasit memihak, atau berbagai emosi negatif lainnya.
"Yang kalah biasanya menuduh yang menang curang dan wasit bersikap berat sebelah, memihak," ucapnya.
Namun, Benny melihat, hal ini hanyalah reaksi emosional sesaat yang wajar terjadi dalam suasana kompetisi.
"Itu juga biasa, emosi sesaat saja," tukasnya.
Meskipun begitu, Benny K Harman mengajak semua pihak untuk kembali bersatu dan fokus pada tugas yang lebih besar, yaitu mengurus Indonesia agar rakyatnya hidup lebih sejahtera dan makmur.
"Mari kita bersatu kembali mengurus Indonesia dengan penuh riang gembira, mengurus rakyat agar hidup mereka lebih sejahtera dan lebih makmur lagi," tandasnya.
Pernyataan Benny K Harman ini menjadi refleksi atas dinamika politik pasca-Pemilu yang terkadang memunculkan ketegangan dan konflik.
Dengan analogi yang menarik, ia mengajak semua pihak untuk fokus pada pembangunan dan kesejahteraan rakyat, serta mengedepankan semangat persatuan dalam menghadapi perbedaan pendapat.
Mengingat, belakangan ini ramai dibicarakan mengenai dugaan penggelembungan suara PSI di Sirekap.
Kenaikan drastis itu dianggap janggal. Anomali suara perolehan 400 ribu suara PSI diketahui secara tiba-tiba dalam beberapa hari terakhir.
Presiden Jokowi pun buka suara terkait partai yang dipimpin anak bungsunya itu, Kaesang Pangarep.
Jokowi menyebut kenaikan suara itu urusan PSI dan KPU sebagai penyelenggara pemilu.
"Itu urusan partai. Tanyakan ke partai. Tanyakan ke KPU," kata Jokowi kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (4/3/2024).
Anomali perolehan suara PSI menuai sorotan usai terjadinya lonjakan suara PSI di sistem rekapitulasi elektronik KPU.
Partai yang diketuai Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, itu tercatat memperoleh 2.403.392 (3,13 persen) secara nasional (data diakses pukul 17.00 WIB kemarin) dengan 65,82 persen data TPS yang masuk.
Anomali itu mulai jadi sorotan sejak Jumat, 1 Maret. Suara PSI tercatat terus merangkak naik selama dua hari berturut-turut.
Bahkan, penambahan tersebut mencapai 104 ribu suara dan membuat presentase perolehan suara PSI tembus di atas 3 persen.
Presentase itu melampaui prediksi sebagian besar hasil quick count. Dimana PSI diprediksi hanya mampu meraih suara nasional di bawah 3 persen.
(Muhsin/fajar)